Saturday 30 January 2016

MENJEMPUT CINTA, Skenario Part 12

MENJEMPUT CINTA bagian dua belas : Kecewa

CUT TO :

51. INT. CAFE LOVE DAY - MALAM
ANTON menghubungi EVA agar segera menemuinya. Ia ingin segera mendapatkan kepastian perasaan EVA terhadapnya selama ini. Di tangannya sudah ia siapkan cincin untuk melamarnya. Jika benar EVA masih mencintainya, maka ia akan melamarnya, dan jika tidak, ia akan memutuskan untuk mengindari EVA. Meja makan sudah disiapkan sedimikian rupa. Bunga di tengah meja. Lilin dan beberapa pernik penghias meja telah siap menyambut EVA. Tidak lama, EVA pun muncul.

ANTON
Manis sekali kamu malam ini.

EVA
(SENYUM) Romantis sekali di sini. Sudah lama kita tidak berdua seperti ini.

ANTON
Minggu depan aku wisuda.

EVA
Oke, selamat.

ANTON
Dan aku sudah berjanji, setelah wisuda harus ada ikatan antara aku dengan orang yang selama ini aku sayangi.

ANTON memandangi EVA dalam-dalam. EVA membalas. Namun sungguh di luar dugaan, mata indah yang selama ini membuat hati ANTON luluh seakan hilang entah kemana. Apa yang terjadi dengan pandangan matanya. Apa benar mata itu untuk orang lain, bukan untuk dirinya seperti yang dulu. ANTON segera membuang jauh pikiran itu, dan menjulurkan sebuah kotak yang terbuka. Di dalamnya tersemat cincin yang indah.

EVA
ANTON,..?

ANTON
Ev, maukah kau menikah denganku?

EVA hanya menatap kotak cincin itu. Sedang mata ANTON terus menatap tajam ke sudut mata EVA. EVA tertunduk.

EVA
Maafkan aku Ton.

ANTON terkejut dengan jawaban EVA.

ANTON
Kenapa? Apa kamu belum siap? Apa aku tidak pantas? Atau,... ada orang lain?

EVA
Kenapa harus ada CINTA di sampingmu?

ANTON
(HERAN) Apa? Berkali-kali aku katakan, dia hanya saudaraku. Di sini dia hanya kuliah. Tidak lebih. Bagiku ini absurd. Tatapanmu kini juga berbeda. Apa kau menyukai orang lain? Katakan Ev..

ANTON
(TERIAK) Katakan..

Padahal belum pernah sekalipun ANTON mengeluarkan teriakan sperti itu pada EVA. Perasaan ANTON membuncah. Emosi kini memuncak. Melihat itu, EVA bangkit dan melangkah keluar. ANTON mengejar.

ANTON
Siapa lelaki itu? (TERIAK) Katakan?

EVA
BOYA,..

ANTON terkejut. Kaget atas jawaban EVA. Ia tertunduk lesu. Tangannya menghantam pagar Cafe. Tidak disangka EVA yang lama ia cintai dan ia tunggu, justru kini melepaskannya begitu saja.

bersambung ke bagian tiga belas

MENJEMPUT CINTA, Skenario Part 11

MENJEMPUT CINTA bagian sebelas : Rumit

CUT TO :

47. INT. RUMAH SAKIT BIJAKSANA. RUANG PERAWATAN - SORE
Sampai di RS, mereka mendapati tim dancing ada di luar sementara BOYA di dalam menemani EVA. ANTON masuk, sementara CINTA ikut masuk tetapi hanya sampai depan pintu, berada di belakang ANTON dan BOYA.

ANTON
Kamu sakit apa? Jatuh?

ANTON menggenggam tangan EVA. Mengamati kaki kiri EVA yang terbalut perban.

EVA
Terpelset saat latihan dancing.

ANTON
Kenapa tidak menghubungiku?

EVA
Ada BOYA yang langsung merawatku. Oiya, kamu datang dengan siapa?

ANTON
Dengan CINTA.

Di belakang CINTA tersenyum dan berkata semoga lekas sembuh. EVA menanggapinya dengan senyum sinis.

EVA
Aku ga papa, sudah ada yang merawatku di sini. Ada BOYA dan temen-temen dancing. Kamu antar pulang CINTA dulu.

CINTA
Ga usah, saya bisa pulang sendiri kok.

ANTON
Kamu bener ga papa?

ANTON pamit dan mengantar CINTA pulang.

CUT TO :

48. INT. RUMAH ANTON. TERAS - SORE
Sampai rumah, ANTON langsung kembali ke RS. CINTA merasa kecewa. Sekarang ia merasa bahwa ANTON sangat mencintai EVA dan begitu peduli untuk menjaganya. Sedang ia sendiri mulai muncul benih-benih cinta yang sebenarnya pada ANTON, bahkan ia merasa bilapun tidak pernah mengetahui akan ditunangkan dengan ANTON, iapun pasti suatu saat menyukai lelaki itu.

CUT TO :

49. INT. RUMAH ANTON. KAMAR ANTON - MALAM
Sepulang dari RS, ANTON mendapati di atas meja belajar ada jus melon kesukaannya. Sprei, bantal, guling, buku-buku yang berantakan, kini tertata rapi. Lalu mengetuk pintu kamar CINTA dan menanyakan siapa yang membersihkan dan membuatkan jus untuknya. CINTA mengiyakan kalo dirinya yang malakukan itu. ANTON berucap terima kasih. Sebelum menjauh, CINTA menanyakan apa ANTON dari RS.

ANTON
Hanya memeriksa kalo EVA sudah baikan.

Dahi CINTA agak berkerut. Tak sengaja ia memandangi ANTON beberapa saat.

ANTON
(HERAN) Ada apa? (TERIAK) Yah, memang dia ga biasa tidur di sana, ga seperti kamu yang bisa tidur dimana aja..

CINTA
Jika aku sakit, apa kamu juga akan menjaga dan merawatku?

ANTON keheranan mengapa CINTA bertanya seperti itu.

ANTON
Sudah pasti, kamu kan sudah menjadi bagian keluarga ini.

ANTON keluar menuju kamarnya, menyisakan CINTA yang masih terpaku melihatnya keluar kamar.

CUT TO :

50. INT. RUMAH ANTON. KAMAR CINTA - MALAM
Di dalam kamar CINTA membayangkan pertama kali bertemu dengan ANTON, dan terakhir kali bermain di arena liburan. Keadaan yang sangat kontras. Pertama bertemu membuat kesan yang sangat menjengkelkan. Namun kini rasa itu sirna. Perasaannya campur aduk, saat ini justru benih-benih cinta semakin besar. Di saat yang sama ANTON begitu mencintai EVA. Ingin sekali ia mengatakan sebenarnya kalo EVA sudah tidak mencintainya. Saat itulah ia teringat BOYA. BOYA yang harus mengatakan sendiri pada ANTON kalo EVA sebenarnya menyukainya bukan lagi kepada ANTON.

CUT TO :

51. INT. CAFE FLY MART - SORE
CINTA ketemu BOYA dan memintanya menjelaskan yang sebenarnya kalo EVA tidak menyukai ANTON dan lebih menyukainya. CINTA berharap agar EVA tidak membuat ANTON menunggu.

CUT TO :

52. INT. RUMAH ANTON. TERAS - MALAM
CINTA mempertemukan ANTON dengan BOYA dengan harapan bisa menjelaskan kondisi perasaan EVA sebenarnya kepada ANTON. Tidak disangka justru BOYA mengatakan kalo ia mencintai CINTA dan ingin minta izin dari ANTON untuk menjadi pacarnya. Mendengar itu, ANTON mengiyakan kalo CINTA pun kayaknya juga suka pada BOYA. CINTA kaget, tercekat dan terdiam. BOYA tersenyum. CINTA berlari menuju tangga, langsung masuk kamar.

CUT TO :

53. INT. RUMAH ANTON. KAMAR CINTA - MALAM
ANTON menuju kamar CINTA dan mengetuk pintu. Pintu tetap tertutup.

ANTON
(TERIAK) Jusku mana?

Tidak ada jawaban. Justru isakan tangis yang terdengar dari balik kamar CINTA. ANTON membuka gangang pintu, lalu mendekati CINTA. ANTON heran.

ANTON
Kamu kenapa menangis?

CINTA tetap terisak sampai kepalanya terangguk-angguk.

CINTA
Aku tidak mencintai BOYA.

ANTON
(SENYUM) Kan sudah aku bilang, dia itu ga baik buat kamu. Dia itu play boy.

CINTA
(TERIAK) Bukan itu maksudku.

ANTON kaget, baru saja menangis, justru kini CINTA berteriak.

ANTON
(HERAN) Lalu?

CINTA
Sebenarnya, BOYA harus mengatakan kalo sebenarnya EVA tidak menyukaimu.

ANTON kaget.

CINTA
(CONTINUE) Eva sendiri pernah bilang kepadaku dan juga kepada BOYA, makanya aku suruh ia yang langsung mengatakannya, sekaligus meyakinkanmu selama ini tentang hubungan EVA dengan BOYA.

ANTON tertawa.

CINTA
(CONTINUE) Aku serius. Aku sangat peduli terhadapmu. Bukankah jika orang yang peduli pada orang lain berarti ia mencintainya.

ANTON terdiam. Dahinya kini sangat berkerut. Keheranan dengan ucapan CINTA barusan.

CINTA
(CONTINUE) Kau selalu peduli terhadap EVA, karena kau mencintainya. Dan aku akan terus peduli terhadapmu.

ANTON
Apa maksud perkataanmu Cin?

CINTA
ANTON, aku mencintaimu.

ANTON
(TERIAK) Apa?! Kamu,.. kamu jangan bercanda,..

ANTON membalikkan badan hendak keluar kamar. Namun tertahan ucapan CINTA.

ANTON
(CONTINUE) Aku hargai kepedulianmu Cin, tapi maaf, bagiku kau adalah adikku. Tidak lebih. Dan saat ini aku masih sangat menciai EVA.

Tanpa diketahui, pembicaraan ANTON dan CINTA dilihat oleh MAMA ANTON.

bersambung ke bagian dua belas.

Tuesday 26 January 2016

MENJEMPUT CINTA, Skenario Part 10

MENJEMPUT CINTA bagian sepuluh : Rasa itu Ada

CUT TO :

43. EXT. KAMPUS AMIKAM. KANTIN - SIANG
CINTA memenuhi panggilan BOYA di kantin. Mereka kini duduk di salah satu meja kantin.

BOYA
Hai Cin.. Sudah lama nunggu? Maaf ya, agak macet.

CINTA
Makasih sudah sudi datang. Hanya ingin bicara.

BOYA
Oke,.. Jangan serius begitu dong, bikin penasaran lho.

CINTA
Maaf, mulai sekarang kamu ga usah menghubungi dan menemuiku lagi. Dan soal tim dancing, sudah aku putuskan untuk tidak mengikutinya.

BOYA
(HERAN) Ada apa Cin? Ada yang salah denganku?

CINTA
Aku sudah memiliki pria lain.

BOYA
Owh ya,.. Siapa dia?

CINTA
Kamu tak perlu tahu.

BOYA
Enggak bisa Cin, aku harus tahu itu. Ini klise banget menurutku.

CINTA
(TERIAK) Sudah kubilang, jangan pernah menemuiku lagi.

CINTA beranjak dan menghilang dari pandangan BOYA. BOYA dibuat tidak mengerti dengan sikap CINTA.

CUT TO :

44. INT. RUMAH ANTON. KAMAR CINTA - MALAM
Dering ponsel membangunkan CINTA dari lamunannya. Dilihatnya nama BOYA dalam ponsel itu. Lalu ia letakkan lagi ponsel itu. Berulang-ulang kali berdering, CINTA pun mematikan ponselnya. Lalu keluar kamar.

CUT TO :

44. INT. RUMAH ANTON. KAMAR ANTON - MALAM
CINTA melewati kamar ANTON dan mendapatinya sedang konsentrasi di depan laptopnya. Ia ketuk pintu perlahan. ANTON menoleh, lalu senyum.

ANTON
Sudah tahu adat juga ya? Ada apakah nona?

CINTA memandangi ANTON sejenak dan termenung, teringat pesan MAMA ANTON kemarin.

ANTON
(CONTINUE) Hoi, kok bengong.

CINTA
Mau jus melon?

ANTON mengangguk pelan. CINTA meninggalkannya terbengong di depan laptop. ANTON heran dengan sikap CINTA. Tak lama jus kesukaannya itupun datang.

ANTON
(HERAN) Kamu pasti ada maunya? Atau dah bikin kesalahan?

CINTA menggelengkan kepala. Senyumnya membuat ANTON penasaran.

CINTA
Banyak kerjaan ya?

ANTON
(SENYUM) Heeh, iya. (TERIAK) Apa? Kamu mau meledek kan? Sudah semester tua, ga lulus-lus juga. Iya kan? Huuuh,..

CINTA
(SENYUM) Sini biar aku bantu ketik.

Mulut ANTON membentuk huruf O. Dia langsung memberikan kertas dan laptopnya dengan wajah gembira. Asisten pribadi pikirnya. Dia langsung menghempaskan badannya di kasur. Di tengah CINTA sedang sibuk megetik, berkali-kali ANTON memandangi CINTA dari belakangnya.

ANTON
(GUMAM) Ada apa gadis bawel ini. Kok tiba-tiba baik banget sama aku.

CINTA
Oke, sudah selesai.

Kedua tangan CINTA terangkat ke atas. Lalu menoleh pada ANTON.

CINTA
(CONTINUE) Ada lagi yang mau diketik?

ANTON geleng kepala. Masih keheranan dengan sikap CINTA.

ANTON
Bawel,.. Kamu kenapa?

Telapak ANTON menempel ke dahi CINTA. Lalu ditampar oleh CINTA.

CINTA
(SENYUM) Besok aku boleh main ke kampusmu ya?

CINTA meluncur keluar kamar. Lalu melongok di balik pintu.

CINTA
(CONTINUE) (TERIAK) Harus boleh,..

Hanya senyum CINTA yang terakhir dilihat ANTON. Menyisakan keheranan dalam diri ANTON.

CUT TO :

45. EXT. KAMPUS UJAK. HALAMAN KAMPUS - PAGI
Saat di kampus, teman-teman ANTON memandangi ANTON yang berjalan dengan CINTA sejak turun dari mobil. Mereka saling bertanya-tanya, siapa yang bersamanya. Mulai dari dikira gebetan baru hingga ada yang minta dicomblangi.

ANTON
Ntar kalo ada yang macam-macam, bilang aja, kalo kamu adikku. Urusannya dengan aku dulu. Oke,..

CINTA menganggukan kepala dan melempar senyum. CINTA jalan-jalan mengelilingi kampus dan mengamati kondisi kampus, lalu masuk ke ruang senat. Di daftar struktur pengurus, nama ANTON PRIAMBUDI terpampang paling atas sebagai KETUA SENAT MAHASISWA. Dia melihat-lihat foto-foto kegiatan senat dan beberapa piala piagam peghargaan di rak. Seorang mahasisiwi masuk dan menyapa CINTA. CINTA berkenalan dan mengatakan kalo ia adiknya ANTON. Mahasiswi itu memuji setinggi langit prestasi senat yang kini dipegang oleh ANTON sebagai ketuanya. Banyak piala penghargaan diraih, baik internal kampus sampai ke manca negara sebagai himpunan senat terbaik dalam menata keorganisasian kampus. Lalu mahasiswi itu menunjukkan hasil karya ANTON yang telah membuatkan tugu perdamaian di dekat stadion kampus. Sebelumnya, daerah itu selalu jadi ajang tawuran antar mahasiswa, mereka memperdebatkan masalah kebijakan, politik kampus hingga demokrasi di kampus. ANTONlah yang sangat berjasa membuat petisi perdamaian yang tertulis dalam tugu itu. Diam-diam CINTA semakin kagum dengan ANTON.

CUT TO :

46. EXT. TAMAN BERMAIN. HOME LAND - SIANG
Sepulang dari kampus, CINTA minta diajak ke tempat hiburan, ANTON mengiyakan. Sampai sore mereka bermain roler coaster, ayunan, dan lain-lain yang belum pernah CINTA rasakan sebelumnya. Saat sedang suka cita, ANTON mendapat telepon dari BOYA agar segera menuju RS. EVA masuk rumah sakit. CINTA sebenarnya kecewa, namun apa daya, EVA kini sedang dalam musibah. ANTON mengajak CINTA buru-buru ke RS.

bersambung ke bagian sebelas

MENJEMPUT CINTA, Skenario Part 9

MENJEMPUT CINTA bagian sembilan : Kecemburuan Eva

39. INT. CAFE FLY MART - SORE
Di cafe Fly Mart, CINTA dan BOYA menikmati steak andalan cafe itu.

BOYA
Enak ya?

CINTA
Hem, pastinya. Baru kali ini makan semewah ini. Pasti mahal ya?

BOYA
(SENYUM) Gimana? Mau kan ikut bergabung di tim dancing AMIKAM. Aku sudah dapat 4 orang lho. Tinggal satu. Moga kamu mau.

CINTA
(SENYUM) Yah, aku harus terus latihan. Tubuhku kaku, ga biasa bergerak banyak seperti itu.

BOYA
(SENYUM) Ah, mudah kok. Asal ada kemauan dan semangat.

Kalimat terakhir itu mengingatkan CINTA pada EVA.

CINTA
Boleh tanya?

BOYA
Ya,.. Soal apa?

CINTA
EVA..

BOYA
Hmm, iya kenapa dia. Dia memang cantik dan sangat berbakat menari. Makanya aku tunjuk sebagai leader tim dancing.

CINTA
Bukan soal itu..

BOYA
Lalu,.. Jangan buat penasaran deh,..

CINTA
Kamu pasti tahu kan hubungan EVA dengan ANTON?

BOYA
Tahu, seluruh kampus pun tahu itu. Kenapa?

CINTA
Enggak, aku khawatir ada sesuatu yang tidak-tidak antara ANTON dengan EVA.

BOYA
Soal apa?

BOYA menghentikan makannya dan melihat CINTA penuh heran.

BOYA
(CONTINUE) Soal Aku dengan EVA?

CINTA mengangguk pelan.

BOYA
(CONTINUE) EVA sudah aku anggap seperti adikku sendiri. Kita sering ketemu hanya masalah dancing aja. Ga lebih.

CINTA
Tapi maaf, paling enggak aku sudah menjumpai kalian berdua di Cafe Mall dan Bioskop kemarin. Tanpa sepengetahuan ANTON.

BOYA
Enggak, selain di bioskop, aku pasti jalan dengan tim dancing. Soal di bioskop, memang aku yang diajak EVA. Aku pikir, karena mungkin ia sangat gembira bisa menyelesaikan dancingnya di kampusmu kemarin. Itu aja.

BOYA menatap CINTA. CINTA tersipu dan tertunduk. Jemari tangannya perlahan disentuh BOYA. CINTA tak menolaknya.

BOYA
(CONTINUE) Cin, sejak pertama ketemu kamu, ada yang lain di hatiku. Setiap malam, aku hanya berpikir kapan bisa jalan dan keluar bersamammu seperti ini. Namun sering aku urungkan. Aku liat ANTON begitu protek dengan kamu. Aku sangat paham itu. ANTON pasti ingin kamu bisa fokus kuliah, lagian kamu baru beberapa bulan di Jakarta.

CINTA termenung.

BOYA
(CONTINUE) Cin, maukah kamu jadi pacarku?

CINTA terbelalak. Kaget mendengar kata-kata BOYA. Secepat ini ia mengutarakan cintanya.

BOYA
(CONTINUE) Cin, gimana, apa aku tidak pantas?

CINTA
Bukan,.. eh bukan begitu,.. Aku,.. Maksudku kok secepat ini?

CINTA melepaskan genggaman tangan BOYA.

BOYA
Aku siap menunggu jawabanmu. Aku paham, memang singkat pertemuan kita.

CINTA diam. Hatinya campur aduk. Memang diakui kalo ia juga menyukai BOYA. Namun juga tidak enak dengan EVA yang sepertinya menyukai BOYA. Juga kata-kata ANTON kepadanya kalo BOYA itu playboy.

CUT TO :

40. INT. CAFE FLY MART - SORE
EVA memperhatikan CINTA dan BOYA dari balik dinding yang memisahkan tempat duduknya. Mulai saat itu, EVA tidak menyukai keberadaan CINTA bersama BOYA.


CUT TO :

41. EXT. RUMAH ANTON. TERAS - MALAM
BOYA mengantar CINTA dan berpamitan. Sedangkan di balik tirai, MAMA ANTON melihat. Lalu turun dan menyapa CINTA di ruang tengah.

MAMA ANTON
Cin, sini sebentar. Ibu mau bicara.

CINTA menoleh dan duduk tepat di samping MAMA ANTON.

MAMA ANTON
Ada hal yang ingin ibu bicarakan denganmu Cin.

CINTA
Iya bu. Soal apa?

MAMA ANTON
Ibu harap kamu tidak salah paham dan mengerti apa yang ibu ungkapkan.

CINTA
(HERAN) Ada apa bu?

MAMA ANTON
Begini, ibu sama sekali tidak pernah mempersoalkan kamu berhubungan dengan siapa. Silakan berhubungan dengan siapapun. Itu hak kamu. Ibu tidak akan menghalanginya.

CINTA tersenyum.

MAMA ANTON
(CONTINUE) Ibu hanya ingin mengungkapkan harapan dan juga perasaan ibu dan papa ANTON selama ini kepadamu.

CINTA masih mendengarkan dengan seksama dengan wajah bertanya-tanya, sebenarnya apa yang ingin ibu bicarakan. Bahkan sempat terlintas, apa selama ini sudah berbuat kesalahan.

MAMA ANTON
(CONTINUE) Ibu dan papa ANTON sebenarnya sangat ingin kamu selalu bersama kami. Di rumah ini.

CINTA dibuat penasaran oleh MAMA ANTON.

MAMA ANTON
(CONTINUE) Sebenarnya ini rahasia ibu dengan papanya ANTON. Bahwa ibu dan papa ANTON menginginkan setelah ANTON lulus kuliah, agar kamu mau ditunangkan dan menikah dengan ANTON.

CINTA kaget. Matanya terbelalak.

MAMA ANTON
(CONTINUE) Maaf jika ibu salah bicara. Namun itulah keinginan PAPA ANTON selama ini. Setelah beliau melayat di makam ayah kamu di Banjar, dan melihatmu, ia selalu bilang kepada ibu, kalo ia sangat menyukaimu. Dan berharap kamu bisa mendampingi kami untuk menjadikan kamu sebagai menantu. Tak disangkal, saat pertama kali ibu melihat kamu, ibu juga langsung berkeyakinan, bahwa engkaulah menantu yang tepat buat ibu dan papa ANTON.

CINTA melihat titik air mata di sudut kelopak MAMA ANTON. Ia langsung mendekap wanita itu, dan turut merasakan perasaannya.

CUT TO :

42. INT. KAMPUS AMIKAM. RUANG KELAS - SIANG
EVA tergopoh-gopoh sedang mencari CINTA. Lalu didapatinya sedang duduk di bangku kelas.

EVA
(MARAH) Cin, apa kau menyukai BOYA?

CINTA
(KAGET) Tidak,..

EVA
(MARAH) Bohong, aku liat kemarin kalian berduaan di cafe.

EVA meraih kerah baju CINTA, dan mengangkat ke atas. Jangan macam-macam dengan BOYA. Cinta menghardik dengan tangannya.

CINTA
(HERAN) Ada apa denganmu? Bukankah selama ini engkau berpacaran dengan ANTON?

EVA kembali meraih kerah baju CINTA. Kali ini lebih kencang. CINTA tidak bisa melepaskannya.

EVA
(TERIAK) Iya, kenapa? Kamu menyukainya? Ambil saja. Aku sudah bosan dengannya.

CINTA
(GERAM) Kamu jangan mudah mempermainkan hati orang Ev.. ANTON sangat mencintaimu, dia selalu mengatakan itu kepadaku.

EVA
(MARAH) Kamu cemburu? Dan membalasnya dengan mendekati BOYA?

Tangan kanan EVA meluncur di pipi kiri CINTA. CINTA tersungkur dan memegang pipinya yang memerah.

EVA
(CONTINUE) (MENGANCAM) Awas, jangan sekali-kali mendekati BOYA. Dan lupakan soal tim dancing.

EVA berlalu meninggalkan CINTA yang masih tersungkur di bawah bangku. Sejak saat itu CINTA mulai bingung, satu sisi berusaha bersikap baik di depan ANTON, yang pasti akan membuat heran ANTON yang selama ini tidak pernah akur dengannya. Itu karena perkataan MAMA ANTON kemarin. Satu sisi pula ia harus menghindar dari BOYA untuk menjaga perasaan EVA, sementara BOYA terlihat begitu menyukai dirinya. Ia pun tahu kalo BOYA tidak menyukai EVA, sedang EVA sangat menyukai BOYA dan hendak menghindar dari ANTON. Sementara ANTON masih sangat mencintai EVA.

bersambung ke bagian sepuluh

Monday 25 January 2016

MENJEMPUT CINTA, Skenario Part 8

MENJEMPUT CINTA bagian delapan : Keresahan Mama

CUT TO :

37. INT. JALAN RAYA. MOBIL - MALAM
ANTON sibuk dengan kemudinya. CINTA berkali-kali melirik ANTON. Ada hal-hal yang ia tanyakan. Namun ANTON mengetahui gerak-gerik CINTA.

ANTON
Filmnya jelek?

CINTA
(KAGET) Ehm, enggak. Bagus bagus.

ANTON
Kecewa karena tadi menunggu lama?

CINTA terdiam sesaat.

CINTA
Boleh tanya tentang EVA?

ANTON
(HERAN) Tumben?

CINTA
Ga pa pa kan, lagian ia juga baik ma aku..?

ANTON
Yups, memang EVA itu nice girl. Baik dan menyenangkan di mataku. Aku kenal dia sejak di SMA. Pertemuan pertama yang sulit hilang dari ingatan.

CINTA diam dan mendengarkannya.

ANTON
(CONTINUE) Dia murid baru. Aku jadi ketua OSISnya, sekaligus ketua panitia Orientasi Murid Baru. Saat aktivitas baris berbaris ia anak baru yang paling sering melawan perintah. Akibatnya dia sering kena hukum oleh panitia. Ketika itu ia dipisah sendirian di belakang barisan. Jauh di belakang di tengah teriknya matahari. Lalu ia menangis keras, dan duduk ngesot di tengah jalan. Semua panitia ga bisa menenangkannya. Akhirnya aku dipanggil untuk menyelesaikannya. Panitia melanjutkan kegiatan baris-berbaris, sedangkan aku membujuk berkali-kali EVA waktu itu. Namun berkali-kali tidak berhasil, justru EVA menangis tambah keras. Aku bingung. Mau pake cara yang gimana. Mau mengubugi mama dan papanya, nanti malah salah paham. Akhirnya tak sengaja lewatlah penjual eskrim.

CINTA yang tadi mendengarkan seksama, kini menoleh ke arah ANTON.

ANTON
(CONTINUE) Aku belikan dia es krim. EVA langsung diam. Saat itulah, aku melihat EVA begitu manisnya mengulum eskrim yang aku berikan.

ANTON menoleh kearah CINTA. Dan tersenyum.

ANTON
(CONTINUE) Konyol ya. Anak SMA masih suka eskrim. Tapi begitulah ia. Ceria, lincah dan manis. Dan saat lulus kuliah, dia pun mengikuti saranku agar kuliah dan ambil jurusan yang sama denganku.

CINTA kembali melirik ANTON. Ia melihat senyuman bahagia di sudut wajah ANTON. Meski sebenarnya ia merasa kasihan. Sudah dua kali ia melihat EVA bersama BOYA.

CUT TO :

38. INT. RUMAH ANTON - SORE
Sore hari BOYA berkunjung ke rumah ANTON hendak bertemu CINTA. ANTON yang membukakan pintu.

ANTON
(HERAN) Tumben, ada perlu apa?

BOYA
CINTA ada?

ANTON
(BERBOHONG) Hehe, sorry lagi pergi belanja ma mama.

BOYA
(HERAN Tapi tadi ada suara mamamu.

Sebelum ANTON membuka pintu, MAMA ANTON berteriak menyuruh ANTON utnuk membukakan pintu.

ANTON
(BERBOHONG) Eh, enggak, CINTA pergi sama papa. Ga tau pergi kemana?

ANTON tersenyum. Gagang pintu masih di tangan kanannya. Seakan tidak mau mempersilakan masuk BOYA. Saat bersamaan justru CINTA lewat samping rumah membawa selang. Sore itu ia akan menyirami bunga di taman depan rumah. BOYA mengetahuinya. ANTON kaget, dan tersenyum.

ANTON
(CONTINUE) Ternyata belum berangkat to?

BOYA keluar teras dan menghampiri CINTA.

BOYA
Hei Cin..

CINTA menoleh, dan kaget ada BOYA sudah berada di sampingnya.

BOYA
Semangat sekali sore ini?

CINTA
Ehm, ga, Cuma nyiram bunga aja.

Di balik pintu suara ANTON menyela keduanya.

ANTON
(TERIAK) Cin, yang rata. Bunga di sono juga. Di sono juga.

ANTON menunjuk ke semua arah. CINTA cemberut. Dan senyum kecil dengan BOYA. Merasa tidak digubris, ANTON menuju ke belakang rumah dan mematikan kran. Berharap agar CINTA menghidupkannya lagi.

BOYA
Kamu ada waktu sore ini? Keluar yo..

CINTA
Kemana?

BOYA
Ya keluar aja, cari angin..

BOYA tersenyum manis. Sementara CINTA dikagetkan dengan selang air yang tidak bisa keluar. Dia menuju ke belakang hendak menghidupkannya lagi. Di situ ANTON sudah menunggu.

ANTON
Dia bicara apa?

CINTA
Ga ada?

ANTON
(GERAM) Huuh, jangan mau sama dia. Sudah aku bilang, dia itu playboy.

CINTA beranjak ke teras lagi. Tapi keran dimatikan ANTON lagi. Lalu CINTA kembali.

CINTA
(MARAH) Katanya suruh semua tanaman. Kok kamu matiin terus.

ANTON
(GERAM) Bukan begitu,.. Kamu pasti mau diajak keluar kan?

CINTA
(GERAM) Hmm, iya? Kenapa?

ANTON
(GERAM) Kamu mau?

CINTA
(GERAM) Iya.,..

ANTON
(TERIAK) Ya sudah, yang penting aku sudah memperingatkan kamu.

CINTA
(GERAM) Huuhh,..

CINTA kembali beranjak ke teras dan menemui BOYA. Dan setelah selesai menyiram tanaman, bersiap diri dan keluar dengan BOYA. Lalu berpamitan dengan MAMA ANTON.

CUT TO :

38. INT. RUMAH ANTON. DAPUR - SORE
ANTON menuju dapur hendak mengambil minaman di kulkas. Di situ MAMA ANTON sedang mencuci piring. Melihat kedatangan ANTON, dia terkejut.

MAMA ANTON
Lho katanya mau pergi dengan CINTA?

ANTON
Emang CINTA tadi bilang gitu ma?

MAMA ANTON
Enggak juga, Cuma mama kira perginya sama kamu..

ANTON
Biasa, anak muda. Tuh dia dapat gebetan baru.

MAMA ANTON
(KAGET) Lalu kenapa kamu diam saja?

ANTON
Sudah ma, sudah aku kasih tahu, dia tetap aja pergi.

MAMA ANTON
(MARAH) Lain kali, CINTA ga boleh pergi kemana-mana selain sama kamu. Ngerti?

ANTON
(HERAN) Lho, dia kan sudah dewasa ma. Biarkan dia berhubungan dengan orang yang ia sukai.

MAMA ANTON
(TERIAK) Pokoknya, jangan sampai ia pergi dengan pemuda lain. TITIK...

MAMA ANTON pergi meninggalkan ANTON dan menyambut PAPA ANTON yang baru aja datang dari kantor. ANTON melongo, dia heran dengan sikap mamanya.

bersambung ke bagian sembilan

MENJEMPUT CINTA, Skenario Part 7

MENJEMPUT CINTA bagian ketujuh : Bioskop

32. INT. RUMAH ANTON. KAMAR ANTON - SIANG
EVA melewati depan kamar ANTON yang terbuka. Di dalam kamar, ANTON sedang mengetik laptop. Lalu ia masuk.

ANTON
(KAGET) Eit,.. eit,.. masuk kamar cowok tanpa ketuk pintu. Nyelonong aja kau.

CINTA cemberut. Lalu memberikan amplop tadi pada ANTON. ANTON menerimanya dengan kaget dan menoleh.

ANTON
Lho kok? Jangan bilang kalo kamu ga ketemu EVA, lalu kamu buka amplop ini ya?

CINTA
(GERAM) Huuh,.. EVA nya ga bisa.

ANTON
Kamu dah ketemu dia? Apa katanya?

CINTA
Yah, katanya nanti malam harus ke tempat kakeknya. Kakeknya baru sakit.

ANTON kecewa dan melempar ampop itu ke kasur. Buru-buru diraih CINTA.

CINTA
Buat aku aja ya.. Hehehe

CINTA langsung berjalan keluar. Ditahan oleh ANTON.

ANTON
Eit,.. Ga boleh,..

Amplop kembali ada di tangan ANTON.

CINTA
(GERAM) Pelit,..

ANTON
Nih, ambil satu aja. Jangan mimpi kalo ini buat nonton kamu sama BOYA.

CINTA
(GERAM) Huuh,..

CINTA menerima tiket dari ANTON. Meski geram, wajahnya senang ketika sudah berada di luar kamar ANTON.

CUT TO :

33. INT. RUMAH ANTON. KAMAR CINTA - SIANG
Kalo sore tadi CINTA masuk kamar tanpa ketuk pintu, kini ANTON yang nyelonong masuk kamar CINTA yang terbuka. CINTA yang lagi duduk di depan cermin kaget.

CINTA
Eit, masuk kamar cewek tanpa ketuk pintu.

ANTON
Sore tadi kamu juga gitu. Mana tiketnya?

Tangan ANTON menjulur di depan muka CINTA. CINTA heran.

ANTON
CONTINUE) Tadi EVA nelpon, katanya ga jadi ke rumah kakeknya. Diundur besok. Mana? Awas kalo hilang.

ANTON muter-muter mencari tiket. DI kasur, bawah bantal, almari, rak, tidak juga ketemu.

CINTA
Ni, ambil aja.

CINTA memberikan tiket dan memasang muka cemberut.

ANTON
(TERIAK) Apa? Ga rela? Ini kan punyaku.

CINTA
(TERIAK) Pergi sana..! Tahu gitu ga usah ngasih segala.

ANTON berdiri sambil mengepalkan tangan.

ANTON
(GERAM) Huuuh, dasar bawel,..

CINTA
(TERIAK) Apa?

Wajah CINTA mendongak ke atas. Saat itulah, terlihat titik air mata CINTA berlinang di sudut mata CINTA. ANTON merasa iba.

ANTON
Jangan menangis.. Nanti aku belikan es krim..

CINTA
(TERIAK) Aku ga mau eskrim,.. ga mau eskrim, ga mau... ga mau..

ANTON kaget dengan gerakan histeris CINTA.

ANTON
Mau apa? Ntar kubeliin,..

ANTON senyum dihadapan CINTA.

CINTA
Belikan bunga,.. aku suka bunga,..

ANTON meninggalkan CINTA yang masih melihatnya berjalan keluar kamar.

CUT TO :

34. INT. RUMAH ANTON. MEJA MAKAN - SIANG
ANTON, CINTA, Mama dan papanya berkumpul seperti biasa untuk makan malam.

MAMA ANTON
Kamu rapi sekali Ton? Mau kemana?

ANTON
Mau keluar sebentar ma.

PAPA ANTON
Keluar kan ada arahnya..

CINTA melirik ANTON. ANTON pun melirik CINTA. Keduanya memasang wajah cemberut.

ANTON
Biasa pa, anak muda, week end.

MAMA ANTON
Ya kalo sendirian, kan bisa ngajak CINTA. Kasihan dia belum punya banyak teman di sini.

ANTON berhenti makan dan mengeluarkan dua buah tiket bioskop. Sambil melirik ke arah CINTA.

ANTON
Mau nonton ma CINTA ma.

Satu tiket ia lemparkan ke arah CINTA. CINTA kaget dan menatap ANTON.

ANTON
(CONTINUE) (TERIAK) Apa ga mau? Sini tiketnya kalo ga mau?

Hampir saja tiket diambil lagi oleh ANTON, namun dihalangi PAPA ANTON.

PAPA ANTON
Kalo ngajak kok pake teriak-teriak begitu. CINTA pasti mau kan?

PAPA ANTON memberikan tiket pada CINTA. CINTA menerimanya sambil masih memasang wajah jengkel dengan ANTON. Lalu menoleh ke arah MAMA ANTON dan tersenyum.

MAMA ANTON
Iya, sana berangkat, keburu mulai lho filmnya.

ANTON
(GERAM) Awas kalo bawel,..!

Mata ANTON melotot ke arah CINTA. CINTA pun membalasnya. Lalu tersenyum pada PAPA ANTON.

PAPA ANTON
Heh Cin, nanti papa diceritain isi filmnya ya,..

Lagi CINTA tersenyum, dan lagi melirik jengkel pada ANTON. Sedangkan MAMA dan PAPA ANTON saling melempar senyum. Ada raut bahagia di wajahnya.

CUT TO :

35. INT. THEATER XXI - SIANG
Suasana bioskop sangat ramai, maklum ini adalah malam minggu. Pasangan muda-mudi terlihat begitu bersemangat ingin menghabiskan malam di bioskop ini. Namun tidak begitu pula dengan CINTA dan ANTON. CINTA duduk menunggu film dimulai, sedang ANTON entah pergi kemana. Alasannya ke kamar kecil.

CUT TO :

36. INT. THEATER XXI - SIANG
Di saat yang sama, datanglah BOYA dan EVA memasuki gedung teather. Mereka terlihat hanya berdua. Tanpa sengaja, saat antri membeli tiket, bertemu dengan CINTA.

EVA
Cin, sendirian?

CINTA sangat kaget akan kehadiran EVA bersama BOYA. Ia melongok ke sana kemari, mencari-cari ANTON. Tapi tidak ia dapati.

CINTA
Hemm, iya sendiri.

BOYA
Kalo sendirian, sekalian aja ayo bergabung dengan kami. Mau nonton X Men kan?

CINTA
Ehn,.. ndak kok, eh anu, tadi aku ma temen, dia baru keluar sebentar. Aku mau lihat Captain America. Nih tiketnya.

EVA
Owh, okelah, kita masuk dulu ya, sudah ada panggilan masuk gedung 3. Film mau dimulai.

CINTA tersenyum. Tak lupa pula senyum untuk BOYA. Dalam hati, berdoa, agar ANTON ga segera datang. Khawatir tahu kalo EVA dan BOYA jalan bersama.

CINTA (V.O) : Bukannya EVA harus ke rumah kakeknya. Kok malah malam mingguan dengan BOYA. Ah sudahlah,.. Mana juga di ANTON tadi,.. Film sudah hampir mulai, kok ga kunjung datang pula. Tiba-tiba terdengar teriakan memanggilnya.

ANTON
(TERIAK) Cin, CINTA,.. Ayo, film sudah mau mulai kok masih bengong di situ aja..

CINTA
(GERAM) Huuuh, dasar,..

bersambung ke bagian delapan

MENJEMPUT CINTA, Skenario Part 6

MENJEMPUT CINTA bagian enam : Tim Dancing

24. INT. RUMAH ANTON. DAPUR – MALAM
ANTON menuju dapur hendak mengambil minuman. Sementara di situ sudah ada CINTA yang selesai membuat jus.

ANTON
Belum tidur?

CINTA
Belum.

ANTON mendekat dan menyahut gelas berisi jus yang ada di tangan CINTA, lalu duduk di meja makan. Berhadapan dengan CINTA.

ANTON
Makasih ya,.. Hehehe..

CINTA cemberut. Padahal itu bukan untuk ANTON. Lalu bangkit dari duduk dan hendak menuju kamar.

ANTON
Cin, sinilah sebentar. Ada yang ingin aku omongin.

CINTA kembali duduk.

CINTA
(GERAM) Apa?

ANTON
Dapat titipan salam.

CINTA
Dari?

ANTON
BOYA,..

Pipi merah CINTA tak mampu ia sembunyikan.

ANTON
(CONTINUE) Jangan Ge eR.

CINTA
(GERAM) Huuh, sini jusnya.

CINTA mengambil paksa jus dari tangan ANTON. Dan juspun kini beralih ke tangannya.

ANTON
(MARAH) Ambil aja, paling juga ga enak.

CINTA
(MARAH) Apa?

ANTON
Heh Cin, dia itu play boy lho.

CINTA
Bukan urusanmu, cerewet.

CINTA meninggalkan ANTON dari meja makan.

ANTON
(TERIAK) Yah, yang jelas Aku sudah bilang. Terserah kamu. Kalo terjadi apa-apa, jangan salahkan aku. Bawel,..

CINTA tidak menggubrisnya dan meluncur menuju tangga lalu masuk kamar.

CUT TO :

25. INT. RUMAH ANTON. KAMAR CINTA – PAGI
ANTON mengetuk pintu kamar CINTA.

ANTON
Cin,.. Cinta,..

CINTA (O.S)
Apa?

ANTON
Aku mau titip.

CINTA (O.S)
Taruh bawah pintu aja.

ANTON
(MARAH) (TERIAK) Keluarlah sebentar. Dasar bawel,..

Pintu terbuka. Wajah marah CINTA jelas terlihat di depan ANTON.

CINTA
(MARAH) Mana?

Tangan CINTA menjulur. ANTON menyerahkan titipan berupa amplop putih.

ANTON
Buat EVA.

CINTA
Kok?

ANTON
Dia kan mau manggung untuk acara penutupan pendaftaran hari ini. Aku ga bisa ngantar, lagi disuruh nemanin papa menjemput kliennya di bandara.

CINTA
Oke,..

ANTON
(SENYUM) Makasih ya,..

CINTA hanya diam. Wajahnya masih cemberut. Masuk kamar dan menutup pintunya.

Tiba-tiba pintu terbuka lagi. Wajah CINTA nongol dibalik pintu.

CINTA
(MARAH) Manggil bawel lagi, awas kau,..

Kepalan tangan CINTA dan pintu yang tertutup keras mengakhiri pembicaraan keduanya. ANTON melongo.

CUT TO :

26. EXT. JALAN RAYA – PAGI
CINTA jalan kaki menuju kampus. Dari arah belakang, ada mobil berjalan mendekatinya. Mobil itu berhenti tepat di samping CINTA. Ada sosok BOYA dibalik kemudi.

BOYA
Mau ke kampus?

CINTA
Iya,.

BOYA
(SENYUM) Mau jalan bareng? Kebetulan aku juga mau ke sana.

CINTA agak ragu, namun setelah berpikir kalo jarak AMIKAM lumayan capek kalo harus jalan kaki, maka iapun meng-iyakan ajakan BOYA dan masuk ke mobilnya.

CUT TO :

27. INT. JALAN RAYA. MOBIL – PAGI
BOYA dan CINTA melaju pelan menuju kampus AMIKAM. Tanpa sadar, CINTA sering kali dicuri pandang oleh BOYA.

BOYA
Kuliah ambil jurusan apa?

CINTA
Akuntansi pemasaran.

BOYA
Ambil diploma atau S1?

CINTA
Diploma aja biar cepat kerja.

BOYA
Emang rencana mau kerja dimana?

CINTA
Aku kurang tahu. Mungkin harus balik ke Banjarmasin, menemani ibu dan bekerja di sana.

BOYA
Masih ada hubungan kerabat dengan ANTON?

CINTA
Hm, sebenarnya sih enggak. PAPA ANTON adalah teman SD ayahku. Semenjak ayahku meninggal, dia ingin menguliahkan aku di Jakarta. Semua biaya beliau yang menanggungnya.

BOYA
Owh, maaf..

CINTA
(KAGET) Maaf apa?

BOYA
Tentang ayahmu.

BOYA melihat senyum kecil di sudut mulut CINTA. Ada rasa iba di hatinya.

BOYA
(CONTINUE) Kamu bisa dancing?

CINTA
Enggak bisa.

CINTA menggelengkan kepalanya.

BOYA
Sebenarnya aku berencana membuat tim dancing di AMIKAM. Ini lagi nyari-nyari anggota tim. Kalo kamu mau, pasti jadi lebih bagus nantinya. Fisik kamu sangat cocok ngedance.

CINTA
Maaf, mungkin yang lain aja.

BOYA
Kenapa? Soal ga bisa nari, itu gampang aja. Latihan rutin pasti bisa.

CINTA menoleh dan melempar senyum. Tidak berapa lama mereka sudah sampai di AMIKAM. BOYA membukakan pintu mobil untuk CINTA. CINTA merasa tidak enak. Keduanya terpaut senyum. Kejadian itu tak sengaja diketahui oleh EVA di pinggir dalam gerbang kampus.

CUT TO :

28. EXT. HALAMAN KAMPUS AMIKAM – PAGI
Suasana halaman kampus meriah dengan atraksi dancing EVA dan timnya. Bahkan sebagian mahasiswa mengikuti gerakan mereka. Kebanyakan mereka adalah mahasiswa yang baru aja lulus ujian pendaftaran. Gelak tawa dan wajah riang sangat jelas di wajah.

CUT TO :

29. INT. KAMPUS AMIKAM. AULA – SIANG
Di aula, BOYA mengajari beberapa gerakan dasar pada CINTA. Kedua tangan mereka sering bertemu. Bahkan wajah mereka harus berdekatan sesuai gerakan dasar yang diajarkan BOYA.

CUT TO :

30. EXT. HALAMAN KAMPUS AMIKAM – SIANG
EVA dan tim dancing telah selesai manggung. Para mahasiswa yang ikut dalam kemeriahan pun mulai berpencar. EVA mencari-cari BOYA, dan menanyakan pada tim dancingnya. Tim dancing juga tidak mengetahuinya. Lalu ia beranjak dan menuju ke aula, mengambil baju dan tasnya di sana. Lalu melihat BOYA dan CINTA sedang asik menari bercampur tawa kecil antara keduanya. EVA tidak nyaman dengan apa yang ia lihat.

CUT TO :

31. INT. KAMPUS AMIKAM. AULA – SIANG
EVA masuk aula, lalu mengambil baju di dalam tasnya. BOYA dan CINTA belum mengetahui kedatangannya.

EVA
Ehemm,..

BOYA dan CINTA mendengar dehem EVA. Mereka menghentikan gerakannya.

BOYA
Sudah selesai ya?

EVA
Sudah,..

EVA mengelap keringat dengan handuk. BOYA menghampirinya.

BOYA
Rencanaku, CINTA akan aku rekrut jadi anggota tim dancing di kampus ini. Bagaimana menurutmu?

EVA
Terserah,..

EVA menghela nafas. BOYA hanya melihat saja dan mengerti kalo EVA pasti capek. Lalu beranjak mengambilkan minuman dingin dalam tasnya.

BOYA
Minumlah,..

EVA
Oiya, kamu tadi dipanggil senat. Suruh menghadap sekarang.

BOYA lalu beranjak dan berpamitan pada CINTA.

BOYA
Lain waktu, lanjut ya..

CINTA tersenyum dan menganggukkan kepalanya. EVA mendekatinya.

EVA
Kamu bisa ngedance?

CINTA
Ehm, ga bisa.

EVA
Owh, lain kali latihan dengan aku aja. Aku ajari. Paling ga lama pasti bisa. Yang penting ada semangat dan kemauan.

CINTA mengangguk pelan dan melempar senyum. Lalu teringat sesuatu. Tangannya sibuk meraih amplop putih titipan ANTON tadi da menyerahkan pada EVA.

CINTA
Ev, ni ada titipan dari ANTON.

EVA menerima amplop putih dan membukanya. Ada dua buah tiket nonton bioskop nanti malam. EVA diam sejenak, lalu menyerahkan kembali tiket itu pada CINTA.

EVA
Aduh, maaf. Aku ga bisa. Nanti malam harus ke rumah kakek. Dia sedang sakit. Tolong sampein ke ANTON ya.

CINTA menerima tiket dan amplop putih itu.

bersambung ke bagian tujuh