Monday 25 January 2016

MENJEMPUT CINTA, Skenario Part 6

MENJEMPUT CINTA bagian enam : Tim Dancing

24. INT. RUMAH ANTON. DAPUR – MALAM
ANTON menuju dapur hendak mengambil minuman. Sementara di situ sudah ada CINTA yang selesai membuat jus.

ANTON
Belum tidur?

CINTA
Belum.

ANTON mendekat dan menyahut gelas berisi jus yang ada di tangan CINTA, lalu duduk di meja makan. Berhadapan dengan CINTA.

ANTON
Makasih ya,.. Hehehe..

CINTA cemberut. Padahal itu bukan untuk ANTON. Lalu bangkit dari duduk dan hendak menuju kamar.

ANTON
Cin, sinilah sebentar. Ada yang ingin aku omongin.

CINTA kembali duduk.

CINTA
(GERAM) Apa?

ANTON
Dapat titipan salam.

CINTA
Dari?

ANTON
BOYA,..

Pipi merah CINTA tak mampu ia sembunyikan.

ANTON
(CONTINUE) Jangan Ge eR.

CINTA
(GERAM) Huuh, sini jusnya.

CINTA mengambil paksa jus dari tangan ANTON. Dan juspun kini beralih ke tangannya.

ANTON
(MARAH) Ambil aja, paling juga ga enak.

CINTA
(MARAH) Apa?

ANTON
Heh Cin, dia itu play boy lho.

CINTA
Bukan urusanmu, cerewet.

CINTA meninggalkan ANTON dari meja makan.

ANTON
(TERIAK) Yah, yang jelas Aku sudah bilang. Terserah kamu. Kalo terjadi apa-apa, jangan salahkan aku. Bawel,..

CINTA tidak menggubrisnya dan meluncur menuju tangga lalu masuk kamar.

CUT TO :

25. INT. RUMAH ANTON. KAMAR CINTA – PAGI
ANTON mengetuk pintu kamar CINTA.

ANTON
Cin,.. Cinta,..

CINTA (O.S)
Apa?

ANTON
Aku mau titip.

CINTA (O.S)
Taruh bawah pintu aja.

ANTON
(MARAH) (TERIAK) Keluarlah sebentar. Dasar bawel,..

Pintu terbuka. Wajah marah CINTA jelas terlihat di depan ANTON.

CINTA
(MARAH) Mana?

Tangan CINTA menjulur. ANTON menyerahkan titipan berupa amplop putih.

ANTON
Buat EVA.

CINTA
Kok?

ANTON
Dia kan mau manggung untuk acara penutupan pendaftaran hari ini. Aku ga bisa ngantar, lagi disuruh nemanin papa menjemput kliennya di bandara.

CINTA
Oke,..

ANTON
(SENYUM) Makasih ya,..

CINTA hanya diam. Wajahnya masih cemberut. Masuk kamar dan menutup pintunya.

Tiba-tiba pintu terbuka lagi. Wajah CINTA nongol dibalik pintu.

CINTA
(MARAH) Manggil bawel lagi, awas kau,..

Kepalan tangan CINTA dan pintu yang tertutup keras mengakhiri pembicaraan keduanya. ANTON melongo.

CUT TO :

26. EXT. JALAN RAYA – PAGI
CINTA jalan kaki menuju kampus. Dari arah belakang, ada mobil berjalan mendekatinya. Mobil itu berhenti tepat di samping CINTA. Ada sosok BOYA dibalik kemudi.

BOYA
Mau ke kampus?

CINTA
Iya,.

BOYA
(SENYUM) Mau jalan bareng? Kebetulan aku juga mau ke sana.

CINTA agak ragu, namun setelah berpikir kalo jarak AMIKAM lumayan capek kalo harus jalan kaki, maka iapun meng-iyakan ajakan BOYA dan masuk ke mobilnya.

CUT TO :

27. INT. JALAN RAYA. MOBIL – PAGI
BOYA dan CINTA melaju pelan menuju kampus AMIKAM. Tanpa sadar, CINTA sering kali dicuri pandang oleh BOYA.

BOYA
Kuliah ambil jurusan apa?

CINTA
Akuntansi pemasaran.

BOYA
Ambil diploma atau S1?

CINTA
Diploma aja biar cepat kerja.

BOYA
Emang rencana mau kerja dimana?

CINTA
Aku kurang tahu. Mungkin harus balik ke Banjarmasin, menemani ibu dan bekerja di sana.

BOYA
Masih ada hubungan kerabat dengan ANTON?

CINTA
Hm, sebenarnya sih enggak. PAPA ANTON adalah teman SD ayahku. Semenjak ayahku meninggal, dia ingin menguliahkan aku di Jakarta. Semua biaya beliau yang menanggungnya.

BOYA
Owh, maaf..

CINTA
(KAGET) Maaf apa?

BOYA
Tentang ayahmu.

BOYA melihat senyum kecil di sudut mulut CINTA. Ada rasa iba di hatinya.

BOYA
(CONTINUE) Kamu bisa dancing?

CINTA
Enggak bisa.

CINTA menggelengkan kepalanya.

BOYA
Sebenarnya aku berencana membuat tim dancing di AMIKAM. Ini lagi nyari-nyari anggota tim. Kalo kamu mau, pasti jadi lebih bagus nantinya. Fisik kamu sangat cocok ngedance.

CINTA
Maaf, mungkin yang lain aja.

BOYA
Kenapa? Soal ga bisa nari, itu gampang aja. Latihan rutin pasti bisa.

CINTA menoleh dan melempar senyum. Tidak berapa lama mereka sudah sampai di AMIKAM. BOYA membukakan pintu mobil untuk CINTA. CINTA merasa tidak enak. Keduanya terpaut senyum. Kejadian itu tak sengaja diketahui oleh EVA di pinggir dalam gerbang kampus.

CUT TO :

28. EXT. HALAMAN KAMPUS AMIKAM – PAGI
Suasana halaman kampus meriah dengan atraksi dancing EVA dan timnya. Bahkan sebagian mahasiswa mengikuti gerakan mereka. Kebanyakan mereka adalah mahasiswa yang baru aja lulus ujian pendaftaran. Gelak tawa dan wajah riang sangat jelas di wajah.

CUT TO :

29. INT. KAMPUS AMIKAM. AULA – SIANG
Di aula, BOYA mengajari beberapa gerakan dasar pada CINTA. Kedua tangan mereka sering bertemu. Bahkan wajah mereka harus berdekatan sesuai gerakan dasar yang diajarkan BOYA.

CUT TO :

30. EXT. HALAMAN KAMPUS AMIKAM – SIANG
EVA dan tim dancing telah selesai manggung. Para mahasiswa yang ikut dalam kemeriahan pun mulai berpencar. EVA mencari-cari BOYA, dan menanyakan pada tim dancingnya. Tim dancing juga tidak mengetahuinya. Lalu ia beranjak dan menuju ke aula, mengambil baju dan tasnya di sana. Lalu melihat BOYA dan CINTA sedang asik menari bercampur tawa kecil antara keduanya. EVA tidak nyaman dengan apa yang ia lihat.

CUT TO :

31. INT. KAMPUS AMIKAM. AULA – SIANG
EVA masuk aula, lalu mengambil baju di dalam tasnya. BOYA dan CINTA belum mengetahui kedatangannya.

EVA
Ehemm,..

BOYA dan CINTA mendengar dehem EVA. Mereka menghentikan gerakannya.

BOYA
Sudah selesai ya?

EVA
Sudah,..

EVA mengelap keringat dengan handuk. BOYA menghampirinya.

BOYA
Rencanaku, CINTA akan aku rekrut jadi anggota tim dancing di kampus ini. Bagaimana menurutmu?

EVA
Terserah,..

EVA menghela nafas. BOYA hanya melihat saja dan mengerti kalo EVA pasti capek. Lalu beranjak mengambilkan minuman dingin dalam tasnya.

BOYA
Minumlah,..

EVA
Oiya, kamu tadi dipanggil senat. Suruh menghadap sekarang.

BOYA lalu beranjak dan berpamitan pada CINTA.

BOYA
Lain waktu, lanjut ya..

CINTA tersenyum dan menganggukkan kepalanya. EVA mendekatinya.

EVA
Kamu bisa ngedance?

CINTA
Ehm, ga bisa.

EVA
Owh, lain kali latihan dengan aku aja. Aku ajari. Paling ga lama pasti bisa. Yang penting ada semangat dan kemauan.

CINTA mengangguk pelan dan melempar senyum. Lalu teringat sesuatu. Tangannya sibuk meraih amplop putih titipan ANTON tadi da menyerahkan pada EVA.

CINTA
Ev, ni ada titipan dari ANTON.

EVA menerima amplop putih dan membukanya. Ada dua buah tiket nonton bioskop nanti malam. EVA diam sejenak, lalu menyerahkan kembali tiket itu pada CINTA.

EVA
Aduh, maaf. Aku ga bisa. Nanti malam harus ke rumah kakek. Dia sedang sakit. Tolong sampein ke ANTON ya.

CINTA menerima tiket dan amplop putih itu.

bersambung ke bagian tujuh

No comments:

Post a Comment