Monday 14 December 2015

MENJEMPUT CINTA, Skenario part 4

Skenario bagian empat : Kecurigaan Eva

CUT TO :

14. EXT. RUANG PENDAFTARAN KAMPUS AMIKAM – PAGI
Kerumunan mahasiswa dan mahasiswi ada di sudut pojok bagian timur depan kampus. Papan nama besar di atas pintu ruangan itu bertuliskan “TEMPAT PENDAFTARAN”. CINTA segera menuju ke ruangan itu. Terlihat banyak mahasiswa seumurannya berkumpul dan sibuk mengisi lembaran formulir. CINTA mengambil formulir pendaftaran, dan mengambil tempat untuk mengisi formulir itu.

CUT TO :

15. EXT. HALAMAN DEPAN KAMPUS AMIKAM – PAGI
Tim dancing sudah mempersiapkan sound system dan siap menghibur mahasiswa baru. Di sana ada EVA menjadi leader tim dancing telah melakukan instruksi untuk melakukan tarian.

CUT TO :

16. EXT. RUANG PENDAFTARAN KAMPUS AMIKAM – PAGI
CINTA menyelesaikan pendaftaran. Dia ingin ikut melihat pertunjukan dancing di halaman kampus. Hanya beberapa menit, halaman kampus sudah dipenuhi mahasiswa dan mahasiswi untuk menonton dekat pertunjukan dancing itu. CINTA ikut berdesakan melihat. Tak sengaja tertabrak oleh seorang pemuda. Pemuda itu adalah BOYA. Keduanya saling melempar senyum. CINTA minta maaf, sedang mata BOYA seakan tak lepas dari sudut mata CINTA lalu tersenyum.

CUT TO :

17. INT. JALAN RAYA DEPAN KAMPUS AMIKAM. MOBIL – SIANG
ANTON masih di dalam mobil sambil melihat dari luar pertunjukan dancing itu. Sebenarnya ia tidak menyukai acara dancing seperti itu, namun karena EVA menyukainya, iapun sebatas mendukung saja. Setelah beberapa menit berlalu, akhirnya pertunjukan dancing pun selesai. ANTON keluar dari mobil dan masuk ke kampus untuk menemui EVA, dan mengucapkan selamat seperti biasa yang ia lakukan kalau EVA selesai manggung.

CUT TO :

18. EXT. KAMPUS AMIKAM. KANTIN – PAGI
ANTON bertemu EVA lalu mengajaknya duduk dan makan di kantin.

ANTON
Selamat ya, dancingnya sukses lagi.

EVA
Heum, makasih.

EVA meneguk beberapa tegukan minuman teh dan melempar senyum lebar pada ANTON.

EVA
(CONTINUE) Minggu depan diminta dancing lagi, untuk acara penutupan.

ANTON senyum kecil dan mangguk-mangguk sambil terus memandang EVA. Hatinya sangat senang melihat kekasihnya itu riang dan aktivitas dancing yang ia sukai sukses. ANTON melihat CINTA duduk sendirian di kantin. Ia memanggil gadis itu.

ANTON
(TERIAK) CINTA,...! Sini..!

Telapak tangan ANTON melambai. CINTA yang sedari tadi sebenarnya sudah tahu keberadaan ANTON dan EVA melongok. Lalu bangkit dan berjalan mengampiri ANTON dan EVA. Teh hangat tak lupa ikut ia bawa. Duduk di kursi samping kiri ANTON atau di sebelah kanan EVA. Lalu melempar senyum kepada EVA.

ANTON
(CONTINUE) EVA,... Ini CINTA. Dia saudaraku dari Kalimantan. Kuliah di sini dan menginap di rumahku.

EVA
(TERSENYUM) Hm, EVA.

Tangan EVA menjulur ke arah CINTA. Kedua gadis itu bersalaman.

CINTA
(SENYUM) CINTA.

EVA
Sekolah SMAnya di Kalimantan?

CINTA
Iya, di Banjarmasin tepatnya.

EVA
Owh,.

Tiba-tiba datanglah BOYA.

BOYA
Kamu di sini rupanya.

BOYA berdiri di samping persis meja kantin, dan melihat di samping kiri ada ANTON.

BOYA
(CONTINUE) Kabar baik Ton?

Tangan BOYA menjulur ke arah ANTON. ANTON membalas.

ANTON
Masih seperti yang kau lihat.

BOYA menoleh ke kanan, ada sosok gadis yang tak sengaja ia temui waktu pertunjukan dancing tadi. Namun CINTA diam, tertunduk dan tidak melihat ke arah BOYA. Lalu EVA menyela pandangan BOYA.

EVA
Hm, kenalkan, itu CINTA. Saudaranya ANTON dari Banjar.

BOYA
Owh, iya. BOYA.

Tangan BOYA menjulur. Namun tatapannya tetap pada kelopak mata CINTA. CINTA membalas dan hanya melihat sejenak pandangan mata BOYA.

CINTA
(SENYUM) CINTA.

Telapak BOYA erat menggenggam tangan CINTA, seakan tidak mau melepaskannya. Melihat itu, ANTON bereaksi. Ia menampar tangan BOYA.

ANTON
(GERAM) Huuh,..

BOYA tersenyum. EVA terlihat tidak senang dengan tingkah BOYA.

LOUD SPEAKER (V.O)
Pengumuman, diberitahukan kepada calon mahasiswa baru dengan nama CINTA NURLIANA dengan nomor pendaftaran 012678 dihadap untuk segera menuju ke ruang pendaftaran.

CINTA kaget. Lalu meminta izin ANTON, EVA dan BOYA untuk meninggalkan mereka. BOYA juga teringat sesuatu, kalo dia juga harus menghadap senat sekarang.

BOYA
Saya juga mau duluan. Ada janjian di senat. Oiya, EVA jangan lupa nanti ya.

EVA mengangguk. ANTON cuek.

ANTON
Jangan lupa mau kemana?

EVA
Apa?

ANTON
Kata BOYA tadi...?

EVA
Eh, itu, dia mau ngajak anggota dancing untuk dikenalkan ke ortunya.

ANTON
Kapan?

EVA
Nanti, sepulang dari sini.

ANTON
Mau aku antar?

EVA
Ga usah, kita berangkat bareng-bareng kok.

ANTON
(KECEWA) Yahh, berarti aku pulang sendiri dong?

EVA
Kan bisa sama CINTA?

EVA melihat wajah ANTON yang cemberut.

EVA
(CONTINUE) CINTA cantik ya?

ANTON hanya manggut dan mendekatkan telinganya, menatap EVA penuh tanya.

EVA
(CONTINUE)Yahh, aku khawatir saja. CINTA cantik. Satu rumah pula. Tiap hari ketemu.

ANTON meraih tangan EVA dan menggengamnya.

ANTON
Kan sudah aku bilang, dia saudaraku. Ga ada hubungan apapun dengannya. Di sini dia hanya kuliah, setelah itu, paling langsung balik lagi ke Kalimantan.

bersambung ke bagian lima

No comments:

Post a Comment