Monday 14 December 2015

MENJEMPUT CINTA, Skenario part 3

Skenario bagian tiga : Jalan Bareng yang Menjengkelkan

CUT TO :

9. EXT. TAMAN KAMPUS – SIANG
ANTON duduk di taman yang berada tepat di tengah kampus. Letaknya menghadap depan, membelakangi gedung senat. Ia terlihat cemas menunggu seseorang. Ia duduk lalu meraih ponsel di sakunya.

INTERCUT WITH:

ANTON
Ev, kamu dimana? Jam berapa sekarang?

EVA
Eiya Ton. Masih agak lama tu. Gimana? Apa kamu makan duluan. Nanti aku susul.

ANTON
Aku nunggu kamu aja. Cepet ya.

EVA
Oke,..

ANTON dan EVA memang sudah pacaran sejak SMA. Teman-teman sekampus pun paham kalau mereka sedang pacaran. Bahkan dalam acara pemilihan Couple Award di kampus 2 bulan yang lalu dapat juara. Alias terpilih sebagai pasangan terbaik kampus. Namun sejak kehadiran BOYA, 21, pemandu tim dancing, ANTON merasa ada perubahan dalam diri EVA. Mulai sulit dihubungi, ada saja alasan kalo diajak weekend. Yang terupdate, ia harus menunggui EVA. Yah, walaupun cuma makan, tapi tetap saja membuat jengkel ANTON. Apalagi ini sudah hampir sejam ia menunggu.

ANTON
(GERAM) Huh, lama banget.

Ia lihat ponsel yang ada di samping bungkus makanan yang dibawanya dari rumah tadi. Ia hendak menelpon, tapi urung. Justru bungkus makanan tadi yang ia ambil.

ANTON
Daripada kelaperan?

ANTON mengangguk-angguk. Tak terasa, bungkus makanan habis dilahapnya.

ANTON
(BERNAPAS DALAM) Hmm, lumayan enak juga buatan tuan putri bawel itu.

CUT TO :

10. EXT. TAMAN KAMPUS – SIANG
EVA turun dari mobil. Lalu melambaikan tangan pada BOYA yang mengantarkannya. Ia bergegas menuju taman. Di situ ANTON masih menunggu.

EVA
Hey, my boy. Lama nunggunya? Maaf, yaa..

ANTON
(SENYUM) Ga kok. Belum 2 jam.

Mulut EVA rapat melebar mendapat sindiran ANTON.

EVA
Sudah makan?

ANTON
(BERPIKIR SEJENAK) Hmn, belum.

Meski sudah makan, ANTON tetap ingin makan lagi walaupun sesuap. Agar bisa berduaan dengan EVA.

EVA
(SEYUM LEBAR) Oke, ntar aku temenin aja ya. Soalnya tadi udah makan ma BOYA.

ANTON
(KAGET) Apa?!! Siapa?!! BOYA?

EVA
Iya,..

Muka EVA memelas. Mengharap agar ANTON tidak marah. ANTON pasti kalah dengan tatapan mata lentik EVA. Itulah selama ini yang bisa meredam gejolak ANTON yang terkenal temperamental d kampusnya.

ANTON mengulum senyum sebentar. Lalu mengangguk pelan.

ANTON
Baik, gapapa. Kita jalan aja. Aku juga udah makan kok.

EVA
Katanya tadi belum makan?

ANTON melirik bungkus yang ia buang tadi. Lalu melihat dalam-dalam mata EVA.

ANTON
Kamu yang bikin bikin aku kenyang. Hehehe,..

Cubitan jemari tangan EVA mendarat di hidung dan pipi ANTON. Lalu menggandeng kekasihnya itu. Tampak bahagia. Dan benar, sungguh serasi.

CUT TO :

11. INT. RUMAH ANTON. DAPUR – MALAM
Suasana makan bersama, ANTON, CINTA, mama dan papanya. Makan sambil ngobrol, kadang diiringi gelak tawa.

PAPA ANTON
Kabar skripsimu sampe mana Ton?

ANTON
Hm, tinggal 1 dosen yang belum tanda tangan proposalku pa.

MAMA ANTON
Target kamu selesai kapan?

ANTON
Yah, asal proposalku sudah ditandatangani lengkap, paling ga nyampe 6 bulan dan selesai ma.

PAPA ANTON
Oya, ngomong-omong, besok kamu ada kuliah jam berapa?

ANTON
Sebenarnya sekarang dah ga kuliah sih pa, kan tinggal skripsi aja. Lumayan dah agak bebas.

MAMA ANTON
Lha kebetulan kalo begitu.

ANTON melihat ke arah mamanya.

ANTON
Ada apa ma?

MAMA ANTON
Berarti besok bisa ngantarkan CINTA daftar di AMIKAM.

ANTON terkejut. Ia salah meletakkan sendok hingga mengenai pinggir piring. Klinting,.. Mata ANTON melirik CINTA yang tertunduk.

ANTON
Ga bisa ma. Aku ada janji.

PAPA ANTON
Janji apa? Katanya bebas???

ANTON
Pokoknya ga bisa. TITIK.

ANTON beranjak dari duduknya. Meninggalkan meja makan. PAPA ANTON hanya geleng-geleng saja. Sedang MAMA ANTON menoleh sejenak ke arah CINTA. CINTA membalas dengan senyuman.

CINTA
(SENYUM) Gapapa kok bu, besok biar saya sendiri yang ke kampus.

CUT TO :

12. INT. KAMAR ANTON – MALAM
ANTON menghempaskan badannya di kasur. Matanya jengkel menoleh tajam ke arah pintu.

ANTON
(GUMAM) Ngantar? Memang dia siapa? Tuan puteri? Tuan puteri bawel.

Kring... Ponsel ANTON bergetar. Diraihnya telepon itu. Ada gambar wajah EVA dan nada panggil.

INTERCUT WITH:

ANTON
Halo, EVA. Ada apa?

EVA
Ton, besok aku ga usah dijemput ya. Kebetulan ada acara dancing di AMIKAM. Bareng sama temen-temen.

ANTON
Kok mendadak?

EVA
Iya, kata pihak kampus untuk menyambut para pendaftar mahasiswa baru.

ANTON
Hmm, oke.

ANTON menutup ponselnya. Matanya ke kiri lalu ke kanan. Ada kerut di dahinya. Ada sesuatu yang melintas di benaknya.

CUT TO :
13. INT. KAMAR ANTON – PAGI
Ketukan pintu kamar mengagetkan ANTON yang baru selesai mandi.

ANTON (O.S)
Yah, bentar. Siapa?

CINTA
Aku mas, CINTA.

ANTON (O.S)
(TERIAK) Huhhf, ada apa?

CINTA
Mau tanya?

ANTON (O.S)
(TERIAK) Langsung aja!

CINTA
Ga jelas nanti.

Krrek, pintu kamar di buka. Rambut acak-acakan ANTON terpampang di depan CINTA. CINTA agak ragu. Lalu membuat senyuman di mulutnya.

CINTA
Hehe, maaf mas. Cuma mau tanya arah ke AMIKAM itu lewat mana ya? Tadi aku lupa tanya ma bapak, keburu berangkat beliaunya.

ANTON
Ga tau.

Krek ANTON menutup pintu.

CINTA
Masak ga tau mas?

ANTON (O.S)
Aku juga belum pernah ke sana.

ANTON terlintas sesuatu, wajahnya mendongak, matanya sedikit melotot. Sementara di balik pintu, mata CINTA ikut melotot, mulutnya maju ke depan, kepal tangannya diangkat. Berulang kali dibuat jengkel oleh ANTON. Pintu dibuka ANTON dari dalam. CINTA menurunkan kepalan tangannya dan tersenyum dibuat.

ANTON
Ke AMIKAM?

CINTA
Iya,..

ANTON mengangguk pelan.

ANTON
Hmm,.. Buatkan aku jus dulu.

CINTA terpaku. Matanya lurus menatap ANTON. Mulut terkatup, cemberut.

CINTA
(MARAH) Ga mau.

ANTON
(KAGET) (TERIAK) Apa..?!

ANTON melihat CINTA berjalan meninggalkannya.

ANTON
(CONTINUE) Nan,.. Nanti aku antar...!

CINTA berhenti dan menoleh ke belakang. Senyumnya mengembang. Sementara mulut dan dahi ANTON berkerut.

ANTON
(CONTINUE) (TERIAK) Cepat jusnya..

Senyuman tadi seakan menghilang dari wajah CINTA. Meski jengkel, CINTA pun mengambilkan jus untuk ANTON.

CUT TO :

14. INT. JALAN RAYA. MOBIL – PAGI
Lima menit mobil berjalan, tapi tidak ada pembicaraan yang keluar dari mulut CINTA dan ANTON. Namun ANTON berkali-kali melirik CINTA.

ANTON
(GUMAM) Bikin capek aja.

Tak sengaja, lirikan mata keduanya berpaut.

CINTA
(MARAH) Apa? Kalo ga mau ngantar biar aku turun sini aja.

ANTON
(KAGET) Ehh, enggak jusnya tadi enak. Hehe...

CINTA senyum penuh kemenangan. Di dalam rumah, CINTA lebih sering mengalah, tapi kalo sudah di luar, ia sangat beda. Ga mau kalah dengan ANTON.

ANTON
(CONTINUE) (TERIAK) Ya kalo aku turunin di sini, ntar kamu ga bisa pulang. Besoknya ada berita, ada cewek ilang, rambut acak-acakan, dandangan norak, mata lebar dan,... bawel...

CINTA
(TERIAK) Ya sudah turunin saja aku di sini.

Cinta mengangkat dagu dan memasang tangan dipinggang, seakan menantang ANTON.

ANTON
Oke, turun sana. Tuh gerbang kampus AMIKAM di sana (Jari ANTON menunjuk ke arah luar).

Ternyata keduanya sudah sampai di gerbang AMIKAM. Masih dengan wajah cemberut, CINTA keluar mobil dan menutup keras pintunya. Ia berjalan cepat menuju gerbang kampus. Namun terhenti oleh teriakan ANTON.

ANTON
(CONTINUE) (TERIAK) CINTA...! Ntar pulang sendiri ya,.. hehe

CINTA menghentakkan kakinya. Ia bertambah jengkel dengan ulah ANTON. Seakan tak ada gunanya ia berhenti dan menoleh.

bersambung ke bagian empat

No comments:

Post a Comment