Wednesday 16 December 2015

MENJEMPUT CINTA, Skenario part 5

MENJEMPUT CINTA bagian lima : Awal Rasa Boya pada Cinta

CUT TO :

19. EXT. JALAN RAYA – PAGI
CINTA berjalan di tepi jalan. Di belakangnya, mobil ANTON mendekat. Biim,.. Biim,.. Suara klakson mengagetkan CINTA. CINTA menepi dan menoleh. Di dalam mobil, ANTON membukakan pintu mobil.

ANTON
(TERIAK) Hey,.. Masuklah,.. Aku antar kamu pulang.

CINTA masih berdiri. Teringat kalo ANTON menyuruhnya pulang sendiri, dan sekarang ANTON mengajaknya pulang bersama.

ANTON
(CONTINUE) (TERIAK) Ga mau? Ya sudah..

ANTON hendak menutup pintu mobil, buru-buru diraih CINTA. Lalu masuk ke dalam.

CINTA
Katanya suruh pulang sendiri?

ANTON
(GERAM) Huuh,.. Kalo ga mau ya turun sana..! Bawel..

CINTA
(TERIAK) Aku ga mau kamu bilang itu lagi. Ga mau. Ga mau.

CINTA berteriak histeris, sampai mengeleng-gelangkan kepalnya. Rambutnya ikut terurai ke kanan dan ke kiri.

ANTON
Ini..

ANTON memberikan tisu putih pada CINTA.

ANTON
(CONTINUE) Keringatmu banyak banget tuh,.. Hehe

Tisu disahut CINTA dengan keras. ANTON melirik CINTA. CINTA mengelap keringat.

ANTON
(CONTINUE) Mau es krim?

CINTA melirik tajam.

CINTA
(TERIAK) Aku bukan anak kecil lagi.

CUT TO :

20. INT. MALL PARAGON CITY. HYPERMART – SIANG
CINTA membeli eskrim. Dan membayarnya di kasir. Lalu keluar. Namun sebelum keluar, ia melihat EVA dan BOYA duduk berdua di cafe Tony Jacks yang berada di samping dalam Hypermart.

P.O.V CINTA : Di sana melihat EVA dan BOYA sedang terlibat pembicaraan dan berulang kali tawa kecil menghiasinya.

CINTA (V.O) : Bukannya mereka ke rumah BOYA? Kenapa justru berduaan di sini? ANTON ga boleh tahu. Kalo tahu, bisa runyam nanti.

CINTA keluar dan menuju mobil.

CUT TO :

21. INT. MALL PARAGON CITY. CAFE TONY JACKS – SIANG
EVA dan BOYA tertawa kecil. Mereka asik menikmati jus holliday di cafe itu.

BOYA
Cewek yang bersama ANTON tadi kuliah di AMIKAM?

EVA
CINTA?

BOYA
Iya, saudaranya ANTON tadi.

EVA
Katanya begitu. Tadi ia daftar di sana. Tapi ga tahu ambil jurusan apa.

EVA melihat BOYA agak heran.

EVA
(CONTIUE) Kenapa? Kamu suka?
BOYA
(KAGET) Enggak, cuma, apa kamu ga curiga?

EVA
Dia saudaranya ANTON dari Kalimantan. Di sini kuliah. Kalo dah lulus, mau balik katanya.

BOYA
Owh,..

EVA diam-diam memperhatikan raut wajah BOYA. Memang ada sesuatu tergambar di wajah pemandu dancingnya itu. BOYA menyukai CINTA. Tapi justru EVA merasa tidak terima. Entah perasaan itu bisa muncul di benaknya. Diam-diam ia menyukai BOYA sejak pertama bertemu. Namun tetap ia sembunyikan perasaan itu. Saat yang tepat, akan ia ungkapkan perasaan itu.

CUT TO :

22. INT. JALAN RAYA. MOBIL – SIANG
Di dalam mobil berkali-kali CINTA melirik ANTON yang sibuk dengan kemudinya.

ANTON
Ga enak es krimnya? Kok ga dimakan?

CINTA terhenyak. Lalu membuka bungkus eskrim.

CINTA
Ehm,. Kamu sudah lama kenal dengan EVA?

ANTON menoleh.

ANTON
Sejak SMA. Kamu ambil jurusan apa di AMIKAM?

CINTA
Akuntansi pemasaran. Maksudku pacarannya dah lama?

ANTON
(TERSENYUM) (TERIAK) Bukan urusanmu. Cerewet.

CINTA kaget.

ANTON
(CONTINUE) Aku liat BOYA tadi menyukaimu.

CINTA tidak menjawab. Ia sibuk membuka bungkus dan makan eskrimnya. Dan berlagak tidak mendengar ucapan ANTON tadi. Mukanya masih cemberut. Jengkel dengan jawaban ANTON.

ANTON
(CONTINUE) Hehe, jangan Ge eR ya. Kamu juga suka kan? BOYA cakep juga lho.

CINTA
(TERIAK) Bukan urusanmu. Cerewet.

ANTON
(KAGET) Apa??

CINTA
(TERIAK) Jalannya yang cepat.

Kini keduanya memasang muka cemberut. Sementara CINTA tidak memberitahu keberadaan EVA dan BOYA di Tony Jacks tadi.

CUT TO :

23. INT. RUMAH EVA – MALAM
EVA, BOYA dan anggota tim dacing berkumpul di ruang tengah. Istirahat sejenak setelah beberapa kali berlatih  model baru gerakan dancing. Bel pintu depan berdering. EVA menuju arah pintu dan membukanya. Terlihat ANTON berdiri di depan pintu sambil memegang sekuntum bunga mawar di depan dadanya. ANTON tersenyum.

EVA
Bunga untukku?

ANTON
(SENYUM) Siapa lagi?

EVA menerima bunga itu dengan senang. Mendekatkan hidungnya pada bunga mawar itu, lalu menghirupkan pelan.

EVA
Makasih ya. Bunganya cantik.

ANTON
(SENYUM LEBAR) Kayak kamu.

EVA tersipu. Pipinya memerah. Situasi seperti itulah yang membuat ANTON bahagia.

EVA
Silakan masuk. Tapi maaf, ada tim dancing di sini. Lagi latihan buat minggu depan. Acara penutupan pendaftaran di AMIKAM.

ANTON masuk. Disambut tim dan dancing dan juga BOYA ada di sana. ANTON senyum kecut, sedikit kecewa akan keberadaan BOYA di rumah EVA.

ANTON mengambil tempat duduk di sofa yang terpisah. Lalu BOYA menghampirinya.

BOYA
Sendirian?

ANTON
Hem,..

BOYA duduk di samping sofa tempat ANTON duduk.

BOYA
Kita di sini mau latihan gaya baru. Biar tidak bosan aja dengan gerakan yang sudah-sudah.

ANTON hanya terpagut dan mendengarkan saja.

BOYA
(CONTINUE) Diantara tim dancing, memang EVA yang paling berbakat, jadi selama ini dia aku jadikan leader.

EVA datang membawakan jus melon kesukaan ANTON. ANTON langsung meminumnya.

ANTON
(SENYUM) Makasih ya, jusnya super enak.

EVA
Kan kesukaanmu.

EVA minta izin melanjutkan latihan dengan tim dancing.

BOYA
Apa kabar CINTA?

ANTON
Baik,..

BOYA
Di sini mau berapa lama dia?

ANTON
Paling kalo dah lulus, balik ke kampungnya.

BOYA
Hmm,.. Apa dia sudah punya pacar?

ANTON yang sedari tadi hanya memperhatikan EVA yang sedang latihan, kini menoleh pada BOYA.

ANTON
(GERAM) Ga tau..

ANTON sinis menanggapinya.

BOYA
Boleh titip salam untuknya?

ANTON hanya mendengarkan saja. Lalu menghabiskan jusnya, dan bangkit menuju ke arah EVA yang masih latihan. Sementara BOYA hanya diam dan tersenyum kecil.

Sepuluh menitan, latihan telah usai. BOYA dan tim dancing pamit untuk pulang. Sementara ANTON masih duduk di kursi tengah.

ANTON
Kamu ga ada acara lagi malam ini?

EVA
Enggak,..

ANTON
Ayo kita keluar..

ANTON ingin mengajak EVA keluar, namun dibalas dengan muka memelas oleh EVA.

EVA
Maaf Ton, aku capek ni.

ANTON
Sebentar aja.

EVA
Ini juga hampir jam sepuluh, ga enak ma ortu.

ANTON melihat jam tangan yang menunjukkan pukul sepuluh kurang lima belas menit.

ANTON
Okelah, kapan-kapan aja, masih banyak waktu.

EVA tersenyum. ANTON berpamitan. Ambil mobil dan pulang.

bersambung ke bagian enam

Monday 14 December 2015

MENJEMPUT CINTA, Skenario part 4

Skenario bagian empat : Kecurigaan Eva

CUT TO :

14. EXT. RUANG PENDAFTARAN KAMPUS AMIKAM – PAGI
Kerumunan mahasiswa dan mahasiswi ada di sudut pojok bagian timur depan kampus. Papan nama besar di atas pintu ruangan itu bertuliskan “TEMPAT PENDAFTARAN”. CINTA segera menuju ke ruangan itu. Terlihat banyak mahasiswa seumurannya berkumpul dan sibuk mengisi lembaran formulir. CINTA mengambil formulir pendaftaran, dan mengambil tempat untuk mengisi formulir itu.

CUT TO :

15. EXT. HALAMAN DEPAN KAMPUS AMIKAM – PAGI
Tim dancing sudah mempersiapkan sound system dan siap menghibur mahasiswa baru. Di sana ada EVA menjadi leader tim dancing telah melakukan instruksi untuk melakukan tarian.

CUT TO :

16. EXT. RUANG PENDAFTARAN KAMPUS AMIKAM – PAGI
CINTA menyelesaikan pendaftaran. Dia ingin ikut melihat pertunjukan dancing di halaman kampus. Hanya beberapa menit, halaman kampus sudah dipenuhi mahasiswa dan mahasiswi untuk menonton dekat pertunjukan dancing itu. CINTA ikut berdesakan melihat. Tak sengaja tertabrak oleh seorang pemuda. Pemuda itu adalah BOYA. Keduanya saling melempar senyum. CINTA minta maaf, sedang mata BOYA seakan tak lepas dari sudut mata CINTA lalu tersenyum.

CUT TO :

17. INT. JALAN RAYA DEPAN KAMPUS AMIKAM. MOBIL – SIANG
ANTON masih di dalam mobil sambil melihat dari luar pertunjukan dancing itu. Sebenarnya ia tidak menyukai acara dancing seperti itu, namun karena EVA menyukainya, iapun sebatas mendukung saja. Setelah beberapa menit berlalu, akhirnya pertunjukan dancing pun selesai. ANTON keluar dari mobil dan masuk ke kampus untuk menemui EVA, dan mengucapkan selamat seperti biasa yang ia lakukan kalau EVA selesai manggung.

CUT TO :

18. EXT. KAMPUS AMIKAM. KANTIN – PAGI
ANTON bertemu EVA lalu mengajaknya duduk dan makan di kantin.

ANTON
Selamat ya, dancingnya sukses lagi.

EVA
Heum, makasih.

EVA meneguk beberapa tegukan minuman teh dan melempar senyum lebar pada ANTON.

EVA
(CONTINUE) Minggu depan diminta dancing lagi, untuk acara penutupan.

ANTON senyum kecil dan mangguk-mangguk sambil terus memandang EVA. Hatinya sangat senang melihat kekasihnya itu riang dan aktivitas dancing yang ia sukai sukses. ANTON melihat CINTA duduk sendirian di kantin. Ia memanggil gadis itu.

ANTON
(TERIAK) CINTA,...! Sini..!

Telapak tangan ANTON melambai. CINTA yang sedari tadi sebenarnya sudah tahu keberadaan ANTON dan EVA melongok. Lalu bangkit dan berjalan mengampiri ANTON dan EVA. Teh hangat tak lupa ikut ia bawa. Duduk di kursi samping kiri ANTON atau di sebelah kanan EVA. Lalu melempar senyum kepada EVA.

ANTON
(CONTINUE) EVA,... Ini CINTA. Dia saudaraku dari Kalimantan. Kuliah di sini dan menginap di rumahku.

EVA
(TERSENYUM) Hm, EVA.

Tangan EVA menjulur ke arah CINTA. Kedua gadis itu bersalaman.

CINTA
(SENYUM) CINTA.

EVA
Sekolah SMAnya di Kalimantan?

CINTA
Iya, di Banjarmasin tepatnya.

EVA
Owh,.

Tiba-tiba datanglah BOYA.

BOYA
Kamu di sini rupanya.

BOYA berdiri di samping persis meja kantin, dan melihat di samping kiri ada ANTON.

BOYA
(CONTINUE) Kabar baik Ton?

Tangan BOYA menjulur ke arah ANTON. ANTON membalas.

ANTON
Masih seperti yang kau lihat.

BOYA menoleh ke kanan, ada sosok gadis yang tak sengaja ia temui waktu pertunjukan dancing tadi. Namun CINTA diam, tertunduk dan tidak melihat ke arah BOYA. Lalu EVA menyela pandangan BOYA.

EVA
Hm, kenalkan, itu CINTA. Saudaranya ANTON dari Banjar.

BOYA
Owh, iya. BOYA.

Tangan BOYA menjulur. Namun tatapannya tetap pada kelopak mata CINTA. CINTA membalas dan hanya melihat sejenak pandangan mata BOYA.

CINTA
(SENYUM) CINTA.

Telapak BOYA erat menggenggam tangan CINTA, seakan tidak mau melepaskannya. Melihat itu, ANTON bereaksi. Ia menampar tangan BOYA.

ANTON
(GERAM) Huuh,..

BOYA tersenyum. EVA terlihat tidak senang dengan tingkah BOYA.

LOUD SPEAKER (V.O)
Pengumuman, diberitahukan kepada calon mahasiswa baru dengan nama CINTA NURLIANA dengan nomor pendaftaran 012678 dihadap untuk segera menuju ke ruang pendaftaran.

CINTA kaget. Lalu meminta izin ANTON, EVA dan BOYA untuk meninggalkan mereka. BOYA juga teringat sesuatu, kalo dia juga harus menghadap senat sekarang.

BOYA
Saya juga mau duluan. Ada janjian di senat. Oiya, EVA jangan lupa nanti ya.

EVA mengangguk. ANTON cuek.

ANTON
Jangan lupa mau kemana?

EVA
Apa?

ANTON
Kata BOYA tadi...?

EVA
Eh, itu, dia mau ngajak anggota dancing untuk dikenalkan ke ortunya.

ANTON
Kapan?

EVA
Nanti, sepulang dari sini.

ANTON
Mau aku antar?

EVA
Ga usah, kita berangkat bareng-bareng kok.

ANTON
(KECEWA) Yahh, berarti aku pulang sendiri dong?

EVA
Kan bisa sama CINTA?

EVA melihat wajah ANTON yang cemberut.

EVA
(CONTINUE) CINTA cantik ya?

ANTON hanya manggut dan mendekatkan telinganya, menatap EVA penuh tanya.

EVA
(CONTINUE)Yahh, aku khawatir saja. CINTA cantik. Satu rumah pula. Tiap hari ketemu.

ANTON meraih tangan EVA dan menggengamnya.

ANTON
Kan sudah aku bilang, dia saudaraku. Ga ada hubungan apapun dengannya. Di sini dia hanya kuliah, setelah itu, paling langsung balik lagi ke Kalimantan.

bersambung ke bagian lima

MENJEMPUT CINTA, Skenario part 3

Skenario bagian tiga : Jalan Bareng yang Menjengkelkan

CUT TO :

9. EXT. TAMAN KAMPUS – SIANG
ANTON duduk di taman yang berada tepat di tengah kampus. Letaknya menghadap depan, membelakangi gedung senat. Ia terlihat cemas menunggu seseorang. Ia duduk lalu meraih ponsel di sakunya.

INTERCUT WITH:

ANTON
Ev, kamu dimana? Jam berapa sekarang?

EVA
Eiya Ton. Masih agak lama tu. Gimana? Apa kamu makan duluan. Nanti aku susul.

ANTON
Aku nunggu kamu aja. Cepet ya.

EVA
Oke,..

ANTON dan EVA memang sudah pacaran sejak SMA. Teman-teman sekampus pun paham kalau mereka sedang pacaran. Bahkan dalam acara pemilihan Couple Award di kampus 2 bulan yang lalu dapat juara. Alias terpilih sebagai pasangan terbaik kampus. Namun sejak kehadiran BOYA, 21, pemandu tim dancing, ANTON merasa ada perubahan dalam diri EVA. Mulai sulit dihubungi, ada saja alasan kalo diajak weekend. Yang terupdate, ia harus menunggui EVA. Yah, walaupun cuma makan, tapi tetap saja membuat jengkel ANTON. Apalagi ini sudah hampir sejam ia menunggu.

ANTON
(GERAM) Huh, lama banget.

Ia lihat ponsel yang ada di samping bungkus makanan yang dibawanya dari rumah tadi. Ia hendak menelpon, tapi urung. Justru bungkus makanan tadi yang ia ambil.

ANTON
Daripada kelaperan?

ANTON mengangguk-angguk. Tak terasa, bungkus makanan habis dilahapnya.

ANTON
(BERNAPAS DALAM) Hmm, lumayan enak juga buatan tuan putri bawel itu.

CUT TO :

10. EXT. TAMAN KAMPUS – SIANG
EVA turun dari mobil. Lalu melambaikan tangan pada BOYA yang mengantarkannya. Ia bergegas menuju taman. Di situ ANTON masih menunggu.

EVA
Hey, my boy. Lama nunggunya? Maaf, yaa..

ANTON
(SENYUM) Ga kok. Belum 2 jam.

Mulut EVA rapat melebar mendapat sindiran ANTON.

EVA
Sudah makan?

ANTON
(BERPIKIR SEJENAK) Hmn, belum.

Meski sudah makan, ANTON tetap ingin makan lagi walaupun sesuap. Agar bisa berduaan dengan EVA.

EVA
(SEYUM LEBAR) Oke, ntar aku temenin aja ya. Soalnya tadi udah makan ma BOYA.

ANTON
(KAGET) Apa?!! Siapa?!! BOYA?

EVA
Iya,..

Muka EVA memelas. Mengharap agar ANTON tidak marah. ANTON pasti kalah dengan tatapan mata lentik EVA. Itulah selama ini yang bisa meredam gejolak ANTON yang terkenal temperamental d kampusnya.

ANTON mengulum senyum sebentar. Lalu mengangguk pelan.

ANTON
Baik, gapapa. Kita jalan aja. Aku juga udah makan kok.

EVA
Katanya tadi belum makan?

ANTON melirik bungkus yang ia buang tadi. Lalu melihat dalam-dalam mata EVA.

ANTON
Kamu yang bikin bikin aku kenyang. Hehehe,..

Cubitan jemari tangan EVA mendarat di hidung dan pipi ANTON. Lalu menggandeng kekasihnya itu. Tampak bahagia. Dan benar, sungguh serasi.

CUT TO :

11. INT. RUMAH ANTON. DAPUR – MALAM
Suasana makan bersama, ANTON, CINTA, mama dan papanya. Makan sambil ngobrol, kadang diiringi gelak tawa.

PAPA ANTON
Kabar skripsimu sampe mana Ton?

ANTON
Hm, tinggal 1 dosen yang belum tanda tangan proposalku pa.

MAMA ANTON
Target kamu selesai kapan?

ANTON
Yah, asal proposalku sudah ditandatangani lengkap, paling ga nyampe 6 bulan dan selesai ma.

PAPA ANTON
Oya, ngomong-omong, besok kamu ada kuliah jam berapa?

ANTON
Sebenarnya sekarang dah ga kuliah sih pa, kan tinggal skripsi aja. Lumayan dah agak bebas.

MAMA ANTON
Lha kebetulan kalo begitu.

ANTON melihat ke arah mamanya.

ANTON
Ada apa ma?

MAMA ANTON
Berarti besok bisa ngantarkan CINTA daftar di AMIKAM.

ANTON terkejut. Ia salah meletakkan sendok hingga mengenai pinggir piring. Klinting,.. Mata ANTON melirik CINTA yang tertunduk.

ANTON
Ga bisa ma. Aku ada janji.

PAPA ANTON
Janji apa? Katanya bebas???

ANTON
Pokoknya ga bisa. TITIK.

ANTON beranjak dari duduknya. Meninggalkan meja makan. PAPA ANTON hanya geleng-geleng saja. Sedang MAMA ANTON menoleh sejenak ke arah CINTA. CINTA membalas dengan senyuman.

CINTA
(SENYUM) Gapapa kok bu, besok biar saya sendiri yang ke kampus.

CUT TO :

12. INT. KAMAR ANTON – MALAM
ANTON menghempaskan badannya di kasur. Matanya jengkel menoleh tajam ke arah pintu.

ANTON
(GUMAM) Ngantar? Memang dia siapa? Tuan puteri? Tuan puteri bawel.

Kring... Ponsel ANTON bergetar. Diraihnya telepon itu. Ada gambar wajah EVA dan nada panggil.

INTERCUT WITH:

ANTON
Halo, EVA. Ada apa?

EVA
Ton, besok aku ga usah dijemput ya. Kebetulan ada acara dancing di AMIKAM. Bareng sama temen-temen.

ANTON
Kok mendadak?

EVA
Iya, kata pihak kampus untuk menyambut para pendaftar mahasiswa baru.

ANTON
Hmm, oke.

ANTON menutup ponselnya. Matanya ke kiri lalu ke kanan. Ada kerut di dahinya. Ada sesuatu yang melintas di benaknya.

CUT TO :
13. INT. KAMAR ANTON – PAGI
Ketukan pintu kamar mengagetkan ANTON yang baru selesai mandi.

ANTON (O.S)
Yah, bentar. Siapa?

CINTA
Aku mas, CINTA.

ANTON (O.S)
(TERIAK) Huhhf, ada apa?

CINTA
Mau tanya?

ANTON (O.S)
(TERIAK) Langsung aja!

CINTA
Ga jelas nanti.

Krrek, pintu kamar di buka. Rambut acak-acakan ANTON terpampang di depan CINTA. CINTA agak ragu. Lalu membuat senyuman di mulutnya.

CINTA
Hehe, maaf mas. Cuma mau tanya arah ke AMIKAM itu lewat mana ya? Tadi aku lupa tanya ma bapak, keburu berangkat beliaunya.

ANTON
Ga tau.

Krek ANTON menutup pintu.

CINTA
Masak ga tau mas?

ANTON (O.S)
Aku juga belum pernah ke sana.

ANTON terlintas sesuatu, wajahnya mendongak, matanya sedikit melotot. Sementara di balik pintu, mata CINTA ikut melotot, mulutnya maju ke depan, kepal tangannya diangkat. Berulang kali dibuat jengkel oleh ANTON. Pintu dibuka ANTON dari dalam. CINTA menurunkan kepalan tangannya dan tersenyum dibuat.

ANTON
Ke AMIKAM?

CINTA
Iya,..

ANTON mengangguk pelan.

ANTON
Hmm,.. Buatkan aku jus dulu.

CINTA terpaku. Matanya lurus menatap ANTON. Mulut terkatup, cemberut.

CINTA
(MARAH) Ga mau.

ANTON
(KAGET) (TERIAK) Apa..?!

ANTON melihat CINTA berjalan meninggalkannya.

ANTON
(CONTINUE) Nan,.. Nanti aku antar...!

CINTA berhenti dan menoleh ke belakang. Senyumnya mengembang. Sementara mulut dan dahi ANTON berkerut.

ANTON
(CONTINUE) (TERIAK) Cepat jusnya..

Senyuman tadi seakan menghilang dari wajah CINTA. Meski jengkel, CINTA pun mengambilkan jus untuk ANTON.

CUT TO :

14. INT. JALAN RAYA. MOBIL – PAGI
Lima menit mobil berjalan, tapi tidak ada pembicaraan yang keluar dari mulut CINTA dan ANTON. Namun ANTON berkali-kali melirik CINTA.

ANTON
(GUMAM) Bikin capek aja.

Tak sengaja, lirikan mata keduanya berpaut.

CINTA
(MARAH) Apa? Kalo ga mau ngantar biar aku turun sini aja.

ANTON
(KAGET) Ehh, enggak jusnya tadi enak. Hehe...

CINTA senyum penuh kemenangan. Di dalam rumah, CINTA lebih sering mengalah, tapi kalo sudah di luar, ia sangat beda. Ga mau kalah dengan ANTON.

ANTON
(CONTINUE) (TERIAK) Ya kalo aku turunin di sini, ntar kamu ga bisa pulang. Besoknya ada berita, ada cewek ilang, rambut acak-acakan, dandangan norak, mata lebar dan,... bawel...

CINTA
(TERIAK) Ya sudah turunin saja aku di sini.

Cinta mengangkat dagu dan memasang tangan dipinggang, seakan menantang ANTON.

ANTON
Oke, turun sana. Tuh gerbang kampus AMIKAM di sana (Jari ANTON menunjuk ke arah luar).

Ternyata keduanya sudah sampai di gerbang AMIKAM. Masih dengan wajah cemberut, CINTA keluar mobil dan menutup keras pintunya. Ia berjalan cepat menuju gerbang kampus. Namun terhenti oleh teriakan ANTON.

ANTON
(CONTINUE) (TERIAK) CINTA...! Ntar pulang sendiri ya,.. hehe

CINTA menghentakkan kakinya. Ia bertambah jengkel dengan ulah ANTON. Seakan tak ada gunanya ia berhenti dan menoleh.

bersambung ke bagian empat

MENJEMPUT CINTA, Skenario part 2

Skenario bagian dua : Pertemuan Keluarga

CUT TO:

5. INT. KAMAR INTAN. RUMAH ANTON – SIANG
CINTA terperanjat dari tidurnya. Suara keras dari pintu bawah membangunkannya. Ia bangkit, membuka pintu dan melongok ke bawah. Dilihatnya sesosok pemuda yang berbaring telungkup di sofa. Sepatu dan tas masih melekat di badannya.

CINTA
(GUMAM) ANTON kah?

CINTA turun tangga dan menuju ke arah ANTON yang masih berbaring di sofa itu. Dengan hati-hati ia dekati ANTON. Ia duduk di sofa pendek tepat di samping ANTON. ANTON masih menelungkupkan badannya. Sementara ANTON tidak tahu kalau ada yang menghampirinya.

CINTA
(CONTINUE) Mas.. mas.. mas ANTON?

ANTON masih telungkup. Tetapi segera ia terkejut dengan suara asing yang barusan ia dengar.

ANTON
(GUMAM) Bukan suara mama...?

Langsung ia menoleh ke arah CINTA. Bukan main terkejutnya ANTON atas apa yang ia lihat. Pun begitu CINTA. Ia terperangah dengan wajah pemuda itu.

ANTON
(CONTINUE) (TERIAK) Hey!! (KERAS) Apa yang kau lakukan di sini?

ANTON bangkit dari sofa, lalu duduk di atasnya. CINTA masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Orang yang bertengkar dengannya di jalan raya tadi sekarang ada di hadapannya lagi. Ia terbengong.

ANTON
(CONTINUE) (TERIAK) Hey!! (KERAS) Aku bicara padamu.

CINTA
(KAGET) Eh,.. eh iya. Memang saya disuruh ke sini kok.

CINTA tersenyum simpul.

ANTON
(TERIAK) Siapa yang menyuruhmu?

ANTON melepaskan tas dan sepatunya. CINTA melirik ke arah ANTON.

CINTA
Ibu yang menyuruh.

ANTON mengangguk-anggukkan kepala. Dia tersenyum.

ANTON
Kamu disuruh mama untuk jadi pembantu di sini kan?

Belum sempat CINTA menjelaskan. ANTON langsung menyuruhnya untuk membuatkan jus melon kesukaannya.

ANTON
(CONTINUE) Buatkan aku jus melon.

CINTA terbengong.

ANTON
(CONTINUE) (TERIAK) Sekaraaaang..!

CINTA
(KAGET) (GUMAM) Huuuuhf..

CINTA melangkah menuju dapur, dan membuatkan jus melon. Mukanya mudah sekali dibaca kalau ia sebenarnya sangat jengkel.

CINTA
(GUMAM) Pembantu?? Huuuhf...

CUT TO :
6. INT. RUMAH ANTON. RUANG TENGAH – SIANG.
MAMA ANTON pulang dari salon langsung masuk pintu depan yang masih terbuka.

MAMA ANTON
Kamu sudah pulang?

ANTON
Iya,..

Saat MAMA ANTON menuju kamar, ia berpapasan dengan CINTA yang sedang membawa minuman.

MAMA ANTON
Sudah makan kamu Cin?

CINTA
(SENYUM) Belum bu.

MAMA ANTON
Itu jus buat siapa?

CINTA
Buat mas itu. (sambil menunjuk ke arah ANTON yang masih di sofa).
MAMA ANTON
Owh, itu mas ANTON. Tadi belum kenalan?

CINTA
(SENYUM) Hmm,.. belum.

MAMA ANTON
(GUMAM) Belum kenalan sudah main suruh aja tuh anak. Maaf ya Cin, dia memang begitu. Sini ibu bawakan jusnya.

MAMA ANTON dan CINTA menghampiri ANTON. Lalu menyodorkan menuman jus itu pada ANTON.

ANTON
(KAGET) Lho kok mama yang buatkan? Bukannya,... dia? (sambil melirik tajam ke arah CINTA)

MAMA ANTON
(GERAM) Kamu belum kenal sudah main suruh aja. Kamu tahu siapa dia?

ANTON
(BERBISIK) Pembantu kan ma?

MAMA ANTON menjewer telinga ANTON. CINTA terkejut melihat kejadian itu.

CINTA
(MELERAI) Sudah bu. Mas ga salah kok. Tadi memang saya mau buatkan jus buat mas. Karena aku lihat mas kecapekan.

Lirikan CINTA mengalahkan kenakalan ANTON. ANTON tersenyum kecut.

CUT TO :
7. INT. RUMAH ANTON. RUANG TENGAH – SIANG
PAPA ANTON pulang dari kantor. Ia melihat ada ANTON, Istrinya dan CINTA di sofa. Ia tersenyum dan merasa yakin kalau gadis itu adalah CINTA. Wajah terakhir yang ia pamiti saat di pemakaman ayah CINTA.

PAPA ANTON
Saya pulang.

Semua menoleh ke arah PAPA ANTON.

PAPA ANTON
Syukurlah, semua sudah berkumpul. Papa sangat senang.

PAPA ANTON sejenak melihat CINTA yang masih berdiri di samping sofa. Ia tersenyum. Tampak senang melihat paras kecantikan CINTA. Lalu mendekati CINTA.

PAPA ANTON
(CONTINUE) Kamu pasti CINTA?

ANTON terkaget dengan ucapan Papanya tadi. Mulutnya membentuk huruf O.

ANTON
(KAGET) (GUMAM) CINTA?!

CINTA
(SENYUM) Benar pak. Maaf merepotkan.

PAPA ANTON
(SENYUM LEBAR) Ah, bapak tak merasa direpotkan sedikitpun. Bagaimana perjalananmu?

CINTA
Syukurlah, lancar pak.

ANTON memperhatikan obrolan papanya dengan CINTA, lalu menyela.

ANTON
Ia tadi datang sendiri pa.

PAPA ANTON
(KAGET) Lho bukannya kamu yang jemput?

ANTON melirik CINTA sejenak.

ANTON
Sudah aku jemput pa. Gara-gara HPnya ga bisa aku hubungi, mana ga tau wujudnya dia kayak apa lagi.

Kembali ANTON melirik jengkel ke arah CINTA. CINTA tidak menanggapinya.

ANTON
(CONTINUE) Yang penting tuan puteri sudah sampe sini kan pa?

ANTON minum jus, ambil tas dan sepatu, lalu nyelonong ke tangga. Masuk kamar.

MAMA ANTON
(MENDESAH) Hm,.. CINTA, jangan terlalu diambil hati ya. ANTON memang begitu.

PAPA ANTON
Kamu sudah makan? Kalo belum, ayo makan sama-sama.

CINTA tersenyum dan mengangguk. Ia sangat senang diperhatikan sebaik ini.

CUT TO :

8. INT. RUMAH ANTON. DAPUR – PAGI
CINTA dan MAMA ANTON sibuk menyiapkan sarapan. Meja makan terletak persis di tengah ruangan antara Televisi dan alat dapur. Keluarga ini biasa menonton berita pagi sambil sarapan.

PAPA ANTON
Sarapan apa pagi ini? Humm, harum sekali baunya.

MAMA ANTON
Ini yang masak CINTA lho pa.

PAPA ANTON
(KAGET) Owh, iya. Pasti enak.

PAPA ANTON melirik bangga pada CINTA. CINTA hanya tersenyum. Senang dalam hatinya bisa ikut membantu.

ANTON
Pagi semua. Sarapannya apa nih ma?

ANTON membaui makanan yang ada di meja makan itu. Matanya terpejam, hidungnya mengembang.

ANTON
(CONTINUE) Dari baunya pasti uenak nih.

MAMA ANTON
Jaga sikapmu tow.. Biar papa dulu yang ambil.

PAPA ANTON
Hm,.. Masakan anak Banjar pasti lezat.

PAPA ANTON mengambil makanan, sementara ANTON mengerutkan dahinya. Ia melirik CINTA. CINTA tahu kalo ANTON meliriknya, tapi ia cuekin.

ANTON
(TERIAK) Yah, ma. Aku dibungkusin aja ya, aku keburu-buru ni.

Lagi mata ANTON melirik jengkel ke arah CINTA. Kali ini CINTA terkejut.

ANTON
(CONTINUE) Udah jam 7 nih. Aku juga harus jemput EVA.

PAPA ANTON
Kamu makan dulu kenapa? Lagian, ini kan buatannya CINTA. Enak lho.

ANTON
Nanti juga aku makan kok pa.

ANTON berlagak keburu-buru menghampiri mamanya. Mengambil bungkus makanannya. Cium pipi mamanya. Lalu, pergi.

ANTON
(CONTINUE) Aku berangkat dulu pa-ma.

Dahi CINTA berkerut. Mulut mungilnya tampak tambah mungil. Melihat itu PAPA ANTON hanya tersenyum.

PAPA ANTON
Ayo makan. Enak banget lho. Huemm..

bersambung ke bagian tiga

MENJEMPUT CINTA, Skenario part 1

Skenario bagian pertama : Awal Pertemuan
 
1. INT. BANDARA. LOBI – SIANG
Tulalit... Tulalit... ANTON, 22, menutup ganggang ponselnya. Wajahnya menunjukan kemarahan. Berkali-kali ia menelpon, tapi tidak ada nada sambung. Marahnya ditujukan pada CINTA, 19, gadis yang akan ia jemput.
ANTON
(MARAH) Huuhh, namanya Cinta. Ga pernah liat orangnya, suruh jemput. Mana nomor HPnya mati lagi.

Bagian informasi mengatakan bahwa pesawat jurusan Banjarmasin-Jakarta sudah tiba beberapa menit yang lalu. Suasana lalu lalang di lobi bandara makin membuat Anton geram. Sudah satu jam ia menunggu. Padahal ia sudah ada janji dengan dosen pembimbing skripsinya di kampus. Melihat jam tangan, lalu beranjak keluar bandara.

2. INT. JALAN RAYA. MOBIL – SIANG
ANTON nyetir dengan gelisah, khawatir terlambat sampai kampus. Melihat HP yang tegeletak di jok sebelahnya, lekas ANTON menyambarnya. ANTON menekan nomer telfon.

INTERCUT WITH:

3. INT. RUMAH ANTON. RUANG TENGAH – SIANG
Telfon rumah berdering. MAMA ANTON menuju meja telfon, mengangkat gagang telfon dan bicara..

INTERCUT WITH:

MAMA ANTON
Halo..

ANTON
Ma, ni aku, ANTON.

MAMA ANTON
Iya, sudah kau jemput CINTA?

ANTON
(GERAM) Ga ketemu Ma.

MAMA ANTON
(TERKEJUT) Lho?? Kan sudah mama kasih nomer HPnya..

ANTON
Justru itu Ma, berkali-kali aku hubungi, tapi ga ada nada sambungnya. Mana aku belum tahu Cinta itu kayak apa?

MAMA ANTON
Ya sudah, ga papa. Cinta juga sudah mama kasih alamat rumah kita kok.

ANTON
Sudah dulu ya Ma, aku buru-buru ke kampus.

ANTON melaju kencang dengan mobilnya. Hari ini harus bertemu dosen pembimbing skripsinya. Karena terburu-buru, tak sengaja ia menyerempet motor yang dikendarai seorang pria dan seorang gadis. CINTA, 20, gadis yang seharusnya ia jemput di bandara. Namun ia belum tahu kalau gadis itu CINTA. ANTON menghentikan mobil, lalu keluar dan memasang muka marah.

ANTON
(MARAH) Bapak ga lihat jalan apa? Hati-hati kalo di jalan raya gini...

Lelaki pengendara motor itu hanya diam dan masih sibuk membenarkan motornya yang terjatuh. CINTA yang masih merapikan bajunya terkejut melihat sikap ANTON.

CINTA
(GERAM) Maaf mas, apa ga salah? Mobil mas jalannya kencang. Bapak ini sudah lewat pinggir dan mas yang menabrak kami dari belakang.

ANTON
(GERAM) Apa kamu ga liat, papan rambu itu. (sambil menunjuk ke arah papan rambu yang bertuliskan belok kiri jalan terus). Saya mau belok kiri, dan Anda menutupi jalan saya.

CINTA
(GERAM) Bukan begitu mas. Kami juga mau belok kiri. Seharusnya mas tidak mendahului kami. Bapak tadi juga sudah riting ke kiri kok.

ANTON
(MARAH) Ya, tapi kalau sudah tahu di depan ga ada yang lalu lalang, ya cepet jalannya dong.

CINTA
(GERAM) Mas kan lihat, bapak ini sudah tua.

ANTON
(TERIAK) Aaah, sudahlah.

TUKANG OJEK#1
(MENYELA) Sudah mas, mbak, saya tidak apa-apa kok, motor saya juga tidak rusak.

ANTON
(EMOSI REDA) Owh, iya pak. Maaf kalau begitu.

Tatapan mata Anton nanar melihat CINTA yang juga masih memasang wajah geram di depannya. ANTON masuk ke dalam mobil. Di dalam mobil ia berteriak pada CINTA.

ANTON
(TERIAK) Dasar bawel.

CINTA
(GERAM) Huuuh..

Cinta mengepalkan tangannya.

CUT TO:

4. EXT. TERAS RUMAH ANTON – SIANG
CINTA turun dari motor, dan membayar ongkos ojeknya. Lalu memasuki teras. Dan memencet tombol pintu rumah. Pintu rumah dibuka oleh seorang ibu, MAMA ANTON, 43. Wanita itu tersenyum, dan yakin bahwa yang datang itu adalah CINTA.

MAMA ANTON
Cinta?

CINTA
Benar bu.

MAMA ANTON
Duh, silakan masuk cah ayu. Duduk dulu ya, saya ambilkan minuman.

CINTA tersenyum. Ia mengamati interior rumah itu.

CINTA
(GUMAM) Rumahnya mewah, besar dan isinya komplit.

MAMA ANTON datang dengan membawa minuman dingin.

MAMA ANTON
Silakan diminum dulu. Kamu pasti capek. Maaf ya, sebenarnya tadi sudah mama suruh jemput si ANTON. Tapi katanya, HP kamu ga bisa dihubungi.

CINTA kaget. Ia buru-buru mengambil HP di sakunya. Dan tersipu, HP nya lupa ia hidupkan selepas turun dari pesawat tadi.

MAMA ANTON
Sudah gapapa. Tadi ANTON juga mau keburu-buru ke kampus. Katanya mau ketemu dosennya. Maklum, sudah semester akhir, jadi harus dikebut biar cepet kelar kuliahnya.

CINTA
(TERSIPU) Saya sudah sampai di sini saja sangat senang sekali kok bu.

MAMA ANTON
Jangan begitu, ayahmu dan PAPA ANTON kan sudah lama berteman. Katanya teman sekolah SD dulu lho.

MAMA ANTON diam sejenak, mengamati paras CINTA. Ia tersenyum dan bahagia. Karena calon menantunya sangat cantik sekali. CINTA mendongak dan bertanya-tanya melihat senyum MAMA ANTON.

CINTA
Maaf bu, ada apa?

MAMA ANTON
(KAGET) Eh ehm,.. Gapapa kok. O iya, ayo mama antar ke kamarmu. Sudah saya siapkan dari kemarin lho.

CINTA tersenyum dan mengikuti MAMA ANTON dari belakang menuju ke kamar di lantai atas.

MAMA ANTON
Ini kamar kamu CINTA. Kalo yang itu, kamar ANTON (sambil menunjuk ruangan samping). Kamu istirahat dulu.

MAMA ANTON mempersilakan masuk CINTA.

MAMA ANTON
(CONTINUE) Hm, ga begitu luas, tapi kayaknya sudah cukup buat kamu kan?

CINTA
(TERSENYUM) Terima kasih bu.

MAMA ANTON
(TERINGAT SESUATU) Oiya, ibu mau ke salon sebentar. Ntar sore ada undangan pernikahan di rumah tetangga. Kamu jangan gugup begitu, anggap saja rumah sendiri. Kalo mau makan, itu di dapur sudah ibu siapkan makanan. Minuman ada di kulkas.

CINTA mengangguk pelan.

MAMA ANTON
(CONTINUE) Sekarang istirahatlah. Ibu pergi dulu ya?!

MAMA ANTON keluar kamar. CINTA sejenak melihat-lihat isi kamar. Bersih dan rapi. Kamar mandi ada di dalam. Cermin dan perlengkapan rias sudah siap pakai. Pintu kamar ia tutup, lalu berbaring di kasur. Dan tidur.

CUT TO:

5. INT. JALAN RAYA. MOBIL – SIANG
Bruk. Tangan ANTON memukul-mukul kemudi mobil. Wajahnya geram. Giginya gemeretak. Mulutnya keluar bunyi desisan. Ia tampak begitu kesal.

ANTON
(GERAM) Gara-gara gadis sialan itu. Meeting dengan dosen jadi diundur gini. Berantakan semua. Hahh..

Mobil melaju kencang menuju rumah. Sesampai di rumah, ANTON turun dan masuk rumah. Dan membanting pintu. Gubrakk..

bersambung ke bagian dua

Sinopsis Cerita : MENJEMPUT CINTA

MENJEMPUT CINTA
by cici el pacitani

Sinopsis

“Waduh, namanya Cinta. Ga pernah liat orangnya, suruh jemput. Mana nomor HPnya mati lagi!!” Anton kesal muter-muter sana sini di lobi bandara. Ia diminta orang tuanya untuk menjemput Cinta yang datang dari Kalimantan. Anton tidak tahu kalo dia akan ditunangkan dengan Cinta oleh kedua orang tua mereka. Ia pun kesal, sejam menunggu, tapi kunjung bertemu Cinta.

Di dalam mobil ia melaju kencang, karena harus segera menuju kampus menyelesaikan proposal skripsi dengan dosen pembimbingnya. Mobil melaju kencang, karena terburu-buru, ia menyempret motor yang dikendarai seorang pria dan seorang gadis. Anton keluar mobil dan memasang muka marah, keluar kata bentakan pada pria tukang ojek itu. Namun gadis yang dibonceng merasa tidak terima. Anton dan Cinta pun terlibat perdebatan di tepi jalan. Si tukang ojek melerai, “Sudah mas, mbak, saya tidak apa-apa kok, motor saya juga tidak rusak.” Anton masuk mobil sambil masih menatap Cinta penuh dendam, lalu melaju kencang. Cinta pun membalas dengan tatapannya, “Sombong bener orang itu.”

Sampai di rumah orang tua Anton dan Cinta disambut hangat oleh mereka. Lalu diminta istirahat sebentar di kamar. Sejam kemudian, Anton datang ke rumah dan terkejut mendapati sosok Cinta yang sedang makan di meja makan. Mereka terkejut, dan kembali berdebat. Sampai akhirnya dilerai oleh kedua orang tua Anton, dan menjelaskan bahwa gadis itu adalah Cinta.

Orang tua Anton belum menjelaskan bahwa Cinta adalah gadis yang akan ditunangkan dengannya. Mereka hanya menjelaskan kalau Cinta adalah putri teman sekolah ayahnya dan akan kuliah di Jakarta. Biaya kuliah akan ditanggungnya, karena ayah Cinta baru saja meninggal dunia. Ibunya tidak sanggup membiayai kuliah.

Sejak awal bertemu mereka tidak merasakan getaran cinta diantara keduanya. Anton memiliki pacar Eva, sedangkan Cinta disukai Boya, pemandu tim dancing Eva. Sedangkan Eva sebenarnya menyukai Boya. Bahkan ketika Eva mengetahui kalo Boya juga menyukai Cinta, ia marah dan mengancam Cinta agar tidak mendekati Boya.
Beberapa minggu berlalu, Mama Anton memberitahu Cinta bahwa ia akan ditunangkan dengan Anton setelah Anton lulus kuliah. Ia khwatir karena melihat Cinta sering jalan dengan Boya. Akhirnya Cinta mulai berusaha mendekati Anton dan berbuat baik di depan Anton. Awalnya Anton keheranan dengan sikap Cinta yang tiba-tiba baik kepadanya, padahal selama ini ia sering bertengkar dengan Cinta.

Cinta sering mendapati Eva dan Boya jalan bersama tanpa sepengetahuan Anton. Ia mulai khawatir dan peduli dengan Anton. Dari situlah timbul benih Cinta pada Anton. Apalgi ternyata Anton adalah mahasiswa berprestasi, selain sebagai ketua senat mahasiswa, Anton juga berhasil membuat tugu perdamaian di kampus untuk mendamaikan keributan yang sering terjadi di kampus. Benih cinta itu ia ungkapkan pada Anton. Namun Anton menolak, karena masih mencintai Eva, dan menganggap Cinta seperti adiknya sendiri. Cinta mencari cara agar Anton tahu bahwa sebenarnya Eva tidak menyukainya dan lebih memilih Boya. Akan tetapi usaha itu digagalkan Boya, disebabkan Boya juga menaruh hati pada Cinta.

Akhirnya, karena merasa tidak cintanya tidak ditanggapi Anton, Cinta pamit pulang kampung. Sementara Anton meminta kepastian pada Eva bahwa ia akan melemarnya setelah lulus kuliah. Justru Eva tidak segan untuk menyatakan tidak mau dan lebih memilih Boya. Ia beralasan karena kehadiran Cinta yang telah membuat cintanya luntur.

Setelah wisuda, Anton merasa kehilangan sosok Cinta yang tidak ikut berada saat ia diwisuda. Ada perasaan kecewa dalam hatinya. Hal itu diyakinkan oleh papa dan mamanya, bahwa sebenarnya mereka berharap Anton menikah dengan Cinta setelah lulus kuliah. Anton kaget bersamaan dengan munculnya benih cinta yang meledak dalam hatinya kepada Cinta.

Lalu ia buru-buru ke bandara untuk menghalangi Cinta agar tidak pergi. Di sanalah, ternyata Cinta mengurungkan niatnya untuk tidak naik pesawat, dan berusaha menghormati orang tua Anton untuk menyelesaikan kuliahnya terlebih dahulu sebelum pulang ke kampung. Mereka pun bertemu, keduanya saling menyatakan cintanya.

Akhirnya Anton dan Cinta menikah bahagia.